MASYARAKAT Mauritania, sebuah negara di Benua Afrika, menganggap perempuan bertubuh langsing jelek, sehingga tidak menarik bagi pria.

Di negara ini kegemukan pada wanita justru dianggap sebagai bentuk keindahan. Tubuh gemuk melambangkan kekayaan dan kecantikan. Agar tampak layak di mata para pria, seorang wanita diharapkan memiliki tubuh yang gemuk. Bahkan tak jarang terjadi kasus perceraian dengan alasan si istri tidak bisa mempertahankan tubuh gemuknya.

Mereka memiliki tradisi yang dinamakan 'gavage'. Istilah ini diambil dari bahasa Prancis, merujuk pada metode ekstrim untuk menggemukkan angsa untuk bahan foie gras. Tujuannya adalah untuk menjadikan para gadis yang sudah mencapai usia menikah gemuk dalam waktu singkat. Para gadis dikirim ke sebuah 'kamp penggemukan' di mana mereka diberi makan sangat banyak dalam waktu beberapa bulan. Jika sudah mencapai tingkat kegemukan yang dianggap cukup, barulah mereka dipulangkan kembali dan dijodohkan.***