PEKANBARU, GORIAU.COM - Arus globalisasi yang semakin deras telah menyebabkan menipisnya pemahaman masyarakat terhadap kebudayaan lokal, termasuk terhadap kebudayaan Melayu yang tumbuh di Riau. Karenanya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai merintis langkah-langkah antisipasi agar masyarakat tetap mengenal dan memahami akar budayanya.

''Kini pemahaman terhadap budaya Melayu mulai ditinggalkan masyarakatnya. Karenanya kita harus terus mengembangkannya sehingga tetap terpelihara, terjaga dan dapat dipahami oleh generasi mendatang,'' ujar Direktur Sejarah dan Nilai Budaya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Endjat Djaenudraja saat membuka Pameran Budaya Melayu di Balai Kerapatan Adat Melayu Riau, Senin (3/12/2012).

Lewat Pameran Budaya Melayu, diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal termasuk Budaya Melayu yang merupakan identitas masyarakat Riau.

''Kita menyelenggarakan ini dua sesi yang dimulai tanggal 3 hingga 5 Desember 2012. Dimana kegiatan pameran diselenggarakan di LAM Riau, kemudian dilanjut Dialog Budaya Melayu di Hotel Primiere Pekanbaru. Semuanya itu bertujuan menumbuhkan rasa kebersamaan Melayu melalui sejarah,'' katanya.

''Lewat pameran juga, kedepan, budaya-budaya Melayu yang tak hanya di Provinsi Riau akan tetap terjaga, dijaga dan dipahami oleh generasi muda dimasa mendatang,'' tutupnya.

Pada Pameran Budaya Melayu ini juga ditampilkan kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Melayu yang kaya akan nilai-nilai, bahkan pada selain alat musik, juga ditampilkan olahraga tradisional Melayu seperti gasing. (rdi)