SIAK - Kegiatan Workshop pelestarian bangunan dan cagar budaya yang ditaja oleh Kementerian PUPR di Kabupaten Siak berakhir siang tadi. Kegiatan study kasus yang berlangsung selama 2 hari ini juga mendatangkan narasumber sesuai bidangnya seperti aspek pemugaran gedung, aspek integrasi sejarah identifikasi arsitektur.

Kasubdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus Direktorat Jendral Cipta Karya, Dian Irawati saat diwawancarai GoRiau.com menyebutkan materi yang disampaikan dalam workshop itu penting diikuti oleh ratusan perserta dari 19 Kabupaten di 9 Provinsi di Indonesia.

"Kegiatan ini dipusatkan di Siak karena Siak salah satu Kota Pusaka, yang masih memiliki bangunan cagar budaya seperti Tangsi Belanda di Kecamatan Mempura. Selain mendapat pengetahuan dari materi yang dipaparkan narasumber, peserta workshop juga dibawa turun ke lapangan, seperti ke Tangsi Belanda karena itu salah satu bangunan yang masih dilestarikan," kata Dian Irawati, Kamis (5/10/2017).

Saat ditanya sampai kapan target restorasi Tangsi Belanda ini selesai, Kasubdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Khusus Direktorat Jendral Cipta Karya yang akrab disapa Ira ini menjawab butuh waktu lama atau bertahap untuk perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan arsitekturnya (restorasi).

"Saat ini tahap pertama baru perencanaan, setelah itu nanti baru dilanjutkan dengan pembangunan atau perbaikan bangunan cagar budaya yang rusak dengan tetap mempertahankan nilai arsitekturnya aslinya. Segala masukan selama workshop ini akan menjadi bahan bagi kami untuk melakukan restorasi Tangsi Belanda," kata Ira saat mengunjungi karya tenun Siak Ibuk Atun di dekat pinggiran sungai Siak.

Ira dan rombongan yang akan bertolak ke Pekanbaru dibawa Kadis PU Tarukim Siak Irving Kahar untuk mengunjungi bebarapa objek wisata di Siak. Dikatakan Ira, ia sangat kagum dengan bentangan alam di Kabupaten Siak, Riau. Dimana Siak memiliki alam yang masih lestari dan asri dan membuat mata sejuk memandang.

"Siak ini sangat mengagumkan. Alamnya indah dan lestari, di mana-mana suasananya masih lestari alamnya. Pohon-pohon hijau membentang sepanjang jalan di Kabupaten Siak. Siak tidak hanya memiliki bangunan bersejarah, tetapi juga kaya kebudayaan. Dan itu semua harus kita lestarikan," ujarnya lagi sambil memilih kain tenun songket Siak.***