JAKARTA - Munas ke-3 Partai Hanura telah dilakukan dan menobatkan kembali Oesman Sapta Odang (OSO) secara aklamasi menjadi Ketua Umum Hanura periode 2019-2024.

Disatu sisi, kubu seberang yang ditenggarai bekas Ketua Umum Hanura Wiranto justru meminta OSO agar mengundurkan diri. Merespon sikap Wiranto, Ketua Umum Hanura terpilih OSO menanggapinya dengan santai. Justru, mantan Ketua DPD RI ini bingung dengan sikap Wiranto yang selalu mengaku-aku menjabat Ketua Dewan Pembina Hanura.

"(Jabatan) Dewan Pembina Hanura itu memang nggak ada. Kita juga nggak tau isi suratnya apa. Sejak tanggal 25 November 2019 memang nggak ada lagi dewan pembina. Bahkan saat Munas Hanura di Solo pada saat saya belum masuk (keanggotaan Hanura), jabatan dewan pembina itu nggak ada. Nah, saya meneruskan hasil Munas Solo itu. Padahal waktu itu Pak Wiranto yang jadi Ketum," ucap OSO di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin.

Pada saat Munas ke-3 Hanura berjalan, Wiranto juga melontarkan pernyataan pengunduran diri sebagai Ketua Dewan Pembina Hanura. Menanggapi hal tersebut, justru membuat OSO mempertunjukan ekspresi bingung. "Saya nggak pernah memecat Pak Wiranto. Itu (dewan pembina) memang nggak ada. Kalau mau ada (jabatan dewan pembina Hanura), ya nanti di rumuslan lagi," ujar OSO sambil tersenyum.

Meski mengaku terkejut atas pengakuan Wiranto, OSO menegaskan siap menampung pihaknya jika ingin sama-sama membangun Hanura. "Untuk hal yang baik, jangankan Pak Wiranto, yang ingin besarkan Hanura pasti kita rangkul. Kita juga terkejut mundurnya (Wiranto) gimana, kan itu (jabatan dewan pembina) nggak ada. Tapi sudahlah jgn diperbesar, mungkin ke-khilafan pasti ada. Yang penting kita baik-baik aja lah," tegas OSO.

Namun, OSO tak terima atas tudingan Wiranto yang menyebut dirinya gagal membawa Hanura ke Senayan pada Pemilu 2019. Pria berlatarbelakang pengusaha ini mengaku Hanura akan berhasil lolos Parlementary Threshold (PT), jika tak ada pihak yang mengganggu kepengurusannya. "Itu kalau tidak diganggu (dapar lolos ambang batas parlemen), akan luar biasa terjadi. Tapi kalai di sabotase atau diganggu yang jadi korban mereka ini (kader Hanura) semua," ungkap OSO.

Lebih lanjut, OSO juga angkat bicara perihal Hanura saat Munas ke-3 tak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran kabinetnya. "Kami sangat tahu sekali dan ingin mengundang presiden. Presiden sendiri yang kita tahu dalam keadaan sibuk. Dan kita masih bisa hari lain mengundang presiden," aku OSO.

"Nggak mungkin juga kita undang presiden dalam hal konflik (partai). Kami bangga kalau setelah ini (Munas Ke-3 Hanura selesai) lapor ke presiden, hasil munas ini adalah hasil demokrasi. Kita komit mendukung Presiden Jokowi pada Pemilu lalu sampai sekarang ini komit," sambungnya.

Tak hanya itu, OSO juga angkat bicara terkait pernyataan Wiranto yang menyinggung soal janjinya menjadi Ketua Umum Hanura sampai 2019 saja. "Itu kalau saya tidak dipilih lagi, mungkin saya sampai 2020 selesai. Tapi saya diminta dan didaulat kembali untuk memimpin partai ini. Masa saya tinggalin. Toh saya juga nggak mengusulkan (diri) menjadi ketua umum lagi. Hasil Rapim Hanura meminta dan memutuskan saya untuk memimpin organisasi Partai Hanura lagi," tandas OSO.***