PEKANBARU - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat hingga pekan ke-22 tahun 2020 kasus demam berdarah dengue (DBD) bertambah lima sehingga saat ini tercatat 385 kasus dibandingkan periode yang sama minggu ke 21 yang hanya 380 kasus.

"Artinya lima orang yang sakit dan sudah mendapat penanganan kesehatan yang baik sisanya sudah sembuh," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru M Amin melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Pekanbaru, Maisel Fidayesi, dalam keterangannya di Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020).

Menurut Maisel dari lima kasus DBD itu penambahan kasus berasal dari tiga kecamatan seperti Kecamatan Sail bertambah satu kasus, Kecamatan Tenayan Raya bertambah tiga kasus dan Kecamatan Payung Sekaki satu kasus.

"Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat perlu diterapkan warga dalam upaya memberantas DBD karena faktor lingkungan yang menentukan keberhasilan penuntasan kasus DBD itu," katanya.

Ia mengatakan DBD merupakan persoalan lingkungan, partisipasi masyarakat menjaga lingkungan sangat diperlukan untuk menata lingkungan supaya nyamuk Aedes aegypti itu tidak bertelur lagi.

"Saat ini Diskes Pekanbaru terus menggiatkan penyuluhan kepada masyarakat, melalui dinas dan Puskesmas karena juga ada program melalui Biaya Operasional Kesehatan (BOK). Meski saat ini instansi pemerintah dan Diskes Pekanbaru terfokus pada penanganan COVID-19, namun demikian kasus-kasus DBD juga menjadi prioritas untuk ditanggulangi sebab DBD juga merupakan penyakit mematikan," katanya.

Kasus DBD tetap ditangani, katanya, hingga perlu melakukan pengasapan rumah-rumah warga seperti fogging, disamping itu, Puskesmas perlu terus memaksimalkan peran dan fungsinya dan senantiasa mengajak warga supaya tetap ikut membersihkan lingkungan bersama, melakukan 3M plus yakni lakukan minimal satu kali dalam seminggu kegiatan menguras tempat penampungan air, selain menguras, juga harus menyikat dinding tempat-tempat penyimpanan air tersebut karena telur nyamuk Aedes aegypti dapat menempel dengan cukup kuat pada dinding-dinding penampungan air.

Setelah menguras tempat air, menutup tempat-tempat penyimpanan air di sekitar kita, karena hal ini dapat mencegah nyamuk untuk dapat bertelur di sana.

Berikutnya yakni menyingkirkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang kemungkinan dapat menampung sisa-sia air hujan atau genangan air lainnya, karena genangan-genangan air yang ditampung dalam barang-barang bekas ini juga dapat menjadi sarana nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur.***