PEKANBARU - Perpustakaan memiliki peran penting sebagai pusat belajar masyarakat. Sebagai penyedia layanan yang sesuai dengan kemajuan teknologi dan komunikasi, serta kebutuhan masyarakat, perpustakaan terus berinovasi dan bertansformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Dengan berbasis inklusi sosial, perpustakaan memperkuat perannya dalam meningkatkan literasi masyarakat. Program Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI yang bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau ini menjemput pembaca di daerah, untuk meningkatkan literasinya, sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mampu meningkatkan produktivitasnya.

"Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan upaya meningkatkan akses kepada masyarakat agar mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Sehingga terjadi proses belajar yang mendorong kreativitas dan inovasi agar menjadi produktif, bagi kesejahteraan masyarakat itu sendiri," ujar Pustakawan Ahli Madya Perpusnas RI Yoyo Yahyono, dalam agenda peer learning meeting bertajuk transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial; literasi untuk kesejahteraan, yang digelar di Kota Pekanbaru, Selasa, (22/10/2019).

Yoyo mengatakan, program perpustakaan ini hadir ditengah masyarakat dan mengubah paradigma. Perpus bukan hanya sebagai ruang untuk membaca, melainkan sebuah ruang dimana orang-orang yang hendak mengubah peradaban, pola pikir dan hal lainnya dapat bertemu dan bekerja sama.

"Misalnya ada workshop yang langsung menyasar masyarakat. Dalam kegiatan workhsop itu, masyarakat mendapat pengetahuan yang bisa meningkatkan keterampilannya, seperti bagaimana mengemas hasil produksi daerah agar bisa dipasarkan dengan baik," jelasnya.***