JAKARTA - Tokoh muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia blak-blakan soal ambisi Setya Novanto yang ingin menjadi calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2019, mendampingi Joko Widodo. Dirinya pun mempertanyakan kemampuan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

"Emangnya dia mampu? Setelah setidaknya dua kali membantah bahwa Golkar berkeinginan mencalonkan Setya Novanto sebagai Cawapresnya pak Jokowi, maka dengan pernyataan ARB (Aburizal Bakrie), Ketua Dewan Pembina DPP PG di dalam Rapimnas kemarin, keinginan tersebut mendapatkan angin segar kembali, itu artinya dia ambisius," kata Doli dalam pesan singkatnya, Jumat (26/5/2017).

Hal ini, kata Doli, terungkap dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Golkar yang digelar beberapa waktu lalu di Balikpapan. Lanjutnya, Setnov sudah dua kali diusulkan agar ketua umum Partai Golkar itu dicalonkan sebagai Cawapres. Pertama, dorongan dari Angakatn Muda Partai Golkar (AMPG).

Namun, Doli menilai Novanto masih malu-malu atas dukungan itu lantaran selalu dibantah. Namun pasca Rapimnas kemarin, beberdia, akhirnya keinginan itu tidak terbantahkan dan tidak bisa ditutup-tutupi lagi.

"Keinginan Golkar mencalonkan kadernya menjadi Cawapresnya Jokowi di 2019, akan mempengaruhi konstelasi politik secara nasional, terutama bagi Parpol pengusung dan pendukung Jokowi sejak 2014," paparnya.

Apalagi kata dia, Setnov mendahului pencalonan Jokowi sebagai Capres 2019. Dan ini tentu sajamembuat PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura gerah. "Apalagi kemudian ada keinginan dipaketkan pula sekaligus juga dengan Cawapresnya yang berasal dari Golkar," ucapnya.

Bagi Partai Golkar, kata Doli, hal ini merupakan strategi untuk meningkatkan elektabilitas dengan 'mendompleng' popularitas dan elektabilitas Jokowi.

"Secara politik itu sah-sah saja, apalagi saat ini Golkar sedang ditimpa banyak masalah terkait isu korupsi," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mengusulkan agar partainya mengusulkan kader internal untuk menjadi bakal Cawapres mendampingi Jokowi di Pemilu 2019.

"Menghadapi pemilu presiden 2019, Partai Golkar sudah memutuskan mendukung Pak Jokowi sebagai capres, tapi posisi cawapres masih kosong. Apakah Partai Golkar akan mengusulkan satu atau dua nama sebagai bakal cawapres," kata Aburizal Bakrie ketika menyampaikan pidato pengarahan, pada Rapimnas II Partai Golkar, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (22/5/2017) malam.

Meski demikian, Novanto sendiri mengaku menghormati usulan Aburizal. Ia menegaskan Partai Golkar tidak ingin mempengaruhi pilihan Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.***