DESA BALUNG, sebuah desa terisolir yang berada di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, telah bertahun-tahun mendambakan perhatian pemerintah.

Kini, desa yang diperkirakan telah berusia puluhan tahun ini mendapatkan secerca harapan setelah ratusan personil TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-105 di wilayah Komando Distrik Militer 0313/Kampar hadir ke tengah-tengah kehidupan mereka.

Kurang lebih selama satu bulan itu lah, TMMD bersama masyarakat tempatan bekerja keras untuk membuka keterisolasian di desa yang belum memiliki infrastruktur jalan yang layak tersebut. Bagaimana tidak, untuk bisa sampai di sana, masyarakat Balung harus terlebih dahulu melintasi perbatasan Provinsi Riau. Sebab, desa tersebut hanya bisa diakses melalui jalan hutan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Lalu, jarak yang harus ditempuh dari simpang Balung di pintu masuk jalan lintas Riau-Sumbar menuju ke desa tersebut jaraknya sejauh 8 kilometer dengan kondisi jalan tanah yang lebarnya hanya satu meter. Kanan-kiri jalannya juga diapit oleh tebing dan jurang yang curam.

Itu pun saat musim penghujan tiba, jalan yang merupakan akses satu-satunya bagi masyarakat Desa Balung tersebut hancur. Sangking susahnya untuk dilalui, masyarakat bisa sampai berhari-hari menempuh jarak 8 kilometer tersebut.

"Kalau musim hujan, jalan di sini rusak. Masyarakat tidak bisa kemana-mana, bahkan buah hasil panen kelapa sawit mereka dibiarkan membusuk saja. Ya bagaimana, jalannya tidak bisa dilewati. Kami sangat prihatin mengetahui kondisi masyarakat yang ada di sini," kata Komandan Kodim (Dandim) 0313/KPR Letkol Inf Aidil Amin saat berbincang dengan GoRiau.com di lokasi, Minggu (28/7/2019).

Berawal dari keprihatinan itu lah, TMMD ke-105 Kodim 0313/KPR akhirnya diputuskan untuk dipusatkan di desa yang didiami oleh sekitar 623 KK tersebut. Dengan program utamanya, TMMD melakukan pelebaran dan pengerasan jalan sepanjang delapan kilometer di desa tersebut.

"Infrastruktur jalan itu kan faktor penting. Kalau akses jalannya tidak bagus, bagaimana masyarakat akan meningkatkan taraf hidupnya. Maka dari itu, kami melakukan pengerasan jalan. Dengan harapan setelah akses jalan dibuka, masyarakat di sini dapat menyekolahkan anaknya ke luar desa, mudah mengakses pelayanan kesehatan, dan memobilisasi hasil panennya," ujar Dandim Aidil.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Balung, M Ujud pun mengucapkan rasa terima kasihnya kepada TMMD ke-105 Kodim 0313/KPR atas terlaksananya program pengerasan jalan menuju desa yang memiliki potensi besar sebagai desa wisata dan sentra jeruk tersebut.

"Kami sangat-sangat terbantu sekali. Sebelum ada program TMMD, jalan akses masuk desa kami ini berupa jalan tanah merah yang sempit sekali hanya satu meter hingga dua meter saja lebarnya. Kalau hujan, nggak bisa dilewati kecuali kita mau jalan kaki sejauh delapan kilometer. Alhamdulilah, setelah ada pengerasan jalan oleh TMMD, jalan diperlebar menjadi tujuh hingga delapan meter," kata Kades Balung, M Ujud.

TMMD Bangun Jembatan di Desa Balung

Selain melakukan pengerasan jalan, TMMD ke-105 Kodim 0313/KPR juga membangun sebanyak lima jembatan di Desa Balung. Di mana, desa ini juga terisolir karena tidak memiliki jembatan yang memadai di titik-titik wilayahnya yang dibelah oleh sungai. Salahsatunya akses menuju sekolah-sekolah yang dipisahkan oleh arus sungai yang deras.

"Kalau curah hujan tinggi, sungai ini banjir. Anak-anak tidak pergi sekolah, karena tidak berani menyeberang melewati sungai. Kondisinya seperti ini, tidak ada jembatan. Jadi mau tidak mau, kami hanya memberanikan diri saja menyeberangi sungai kalau mau ke Dusun I dan Dusun II," kata salahseorang guru di SD 016 Balung, Idris ketika ditemui sebelum menyeberang sungai bersama anak muridnya.

Tidak jauh berbeda, Junihar, petani jeruk di Desa Balung juga mengeluh tidak bisa memanen buah jeruknya apa bila arus sungai sedang deras lantaran tidak ada jembatan di jalan menuju kebunnya.

"Di sini banyak sungai, jembatan tidak ada. Jadi susah kalau lagi musim penghujan, banjir. Apa lagi kondisi jalannya tanah merah licin dan juga rusak kalau hujan, kami tidak bisa lewat. Alhamdulilah sekali ketika kami dibantu oleh bapak-bapak TNI melalui pengerasan jalan dan pembuatan jembatan," kata Junihar. ***