JAKARTA - Titik api yang mulai bermunculan dan kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Kalimantan dan Sumatera segera di respons Badan Restorasi Gambut.

BRG yang mempunyai tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di 7 provinsi ini sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Satgas Karhulta Provinsi untuk mendukung upaya reaksi cepat guna mencegah kebakaran di lokasi target restorasi gambut.

Kepala BRG, Nazir Foead, menjelaskan tiga langkah utama yang diambil BRG terkait dengan kebakaran ini.

"Yang pertama kami melakukan pendataan ulang pada areal rawan terbakar di wilayah target restorasi gambut. Secara periodik kami mengamati keberadaan titik api dan tinggi muka air di lahan gambut”, ujar Nazir Foead.

Upaya kedua yang siap dilakukan BRG adalah membentuk posko pemantauan dan patroli kebakaran di desa-desa gambut rawan kebakaran.

"Posko yang kami bentuk diutamakan di wilayah yang belum ada posko serupa. Keberadaan Posko ini berbasis pada masyarakat setempat," tandasnya.

Sementara itu, untuk pencegahan kebakaran,kegiatan pembasahan gambut ditingkatkan dan diperluas. Ini menjadi aksi ketiga yang dilakukan BRG menghadapi kebakaran.

Dalam sepekan ke depan BRG mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur pembasahan di lokasi rawan terbakar saat ini dan perbaikan infrastruktur yang telah ada.

"Koordinasi dengan Satgas Karhutla di setiap provinsi terus kami lakukan. Kami telah menugaskan dua Deputi untuk menjalankan koordinasi ini sekaligus memimpin pelaksanaan tiga aksi utama untuk merespon kebakaran ini. Untuk kegiatan di Sumatera ditugaskan Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan, sementara untuk kegiatan di Kalimantan kami tugaskan Deputi Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaam," kata Kepala BRG. ***