JAKARTA - Survei terbaru Center for Strategic and International Studies (CSIS) membuahkan data menarik.

Segmen guru dan pegawai negeri sipil (PNS) menjadi pemilih tertinggi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini menaikkan gaji aparatur sipil negara (ASN).

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arsul Sani menilai itu sebagai bagian dari demokrasi. Ia pun menyakini semua hasil survei masih bisa berubah, mengingat masa kampanye terbuka masih berjalan.

"Ya itulah demokrasi. Artinya, pertama kan begini, survei itu selain pada angka, (juga) pada segmen tertentu kan. Menurut saya itu masih mungkin untuk berubah juga," kata Arsul di kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (28/3) kemarin.

Arsul menyebut banyaknya ASN yang mendukung Prabowo dikarenakan mereka masih memiliki ekspektasi yang lebih terhadap kenaikan gaji mereka.

"Kalau terkait dengan segmen ASN banyak yang memilih Pak Prabowo, ya bisa jadi karena ekspektasi mereka untuk mendapatkan yang lebih itu nggak terpenuhi (saat ini)," jelasnya.

Sekjen PPP itu menegaskan akan mempelajari lebih lanjut hasil survei ini. Baginya sesuatu yang wajar jika pada kategori tertentu perolehan suara Jokowi-Ma’ruf kalah.

Bagi TKN, melihat hasil survei itu kan secara keseluruhan, tidak sektor-sektor segmen masyarakat ini seperti ini, itu begitu, tapi kan harus secara nasional.

"Karena faktualnya sejak pilpres langsung itu kan, kecuali Pak SBY yang 2009, itu boleh dibilang kan memang tidak ada yang semua provinsi itu dimenangkan atau semua kelompok masyarakat itu bisa dimenangkan oleh capres dan cawapres tertentu. Itu aja," tegasnya.

Sebelumnya, Center for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019. Dari segi pekerjaan, yang mendukung Jokowi paling banyak berasal dari petani dan nelayan, dengan persentase 58,5 persen. Sedangkan pemilih tertinggi dari Prabowo berasal dari PNS dan guru sebanyak 48,2 persen.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada rentang waktu 15-22 Maret 2019. Margin of error survei ini 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan melibatkan 1.960 responden yang dipilih secara acak bertingkat mewakili 34 provinsi. ***