PEKANBARU - Provinsi Riau mendapat tawaran ekspor ikan patin ke Republik Rakyat Tiongkok. Kesempatan memajukan budidaya ikan patin di Bumi Lancang Kuning ini setelah pertemuan pengusaha Tiongkok dengan Gubernur Riau, Syamsuar.

Riau memiliki sentra patin terbesar di Kabupaten Kampar, dikatakan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, Herman Machmud kepada GoRiau.com, Jumat (3/1/2020).

"Dalam sehari, petani budidaya ikan patin di Kabupaten Kampar dapat memanen ikan patin sebanyak 20 ton hingga 30 ton," kata Herman.

Ia juga mengatakan, panen ikan patin di Kampar tergantung kebutuhan pembeli dan kecocokan harga. Selain memenuhi kebutuhan ikan segar di Pulau Sumatera, ikan patin dari Kampar saat ini diolah menjadi ikan salai.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI telah membangun Gudang Beku Terintegrasi atau Integrated Cold Storage (ICS) di Kabupaten Kampar, tahun 2018 untuk kebutuhan fillet ian patin nasional dan international. Gudang beku ini memiliki kapasitas 100 ton, untuk mendongkrak industrialisasi ikan patin nasional," ungkap Herman.

Kedepannya Pemerintah Provinsi Riau, sambung Herman, mempunyai daerah penyangga untuk memenuhi kebutuhan ikan patin nasional dan international, seperti di Kabupaten Kuantan Singingi, Rokan Hulu dan Indragiri Hulu.

"Saat ini memang Kabupaten Kuansing fokus pada ikan nila. Tapi bisa disiasati. Apalagi kalau Tiongkok benar-benar serius meminta ekspor ikan patin dari Riau, Kabupaten Rokan Hulu dan Indragiri Hulu memiliki potensi pengembangan ikan patin," jelas Herman.

Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Riau mendapatkan tawaran ekspor ikan patin ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan jumlah 400 ton per hari. Ikan patin Indonesia, khususnya Riau lebih unggul dan bagus dibandingkan Vietnam dan Thailand. Sementara, Riau baru mampu memenuhi kebutuhan ikan patin sebanyak 30 ton per harinya. ***