SELATPANJANG - Sagu diusulkan jadi komoditas tambahan bantuan sosial (bansos) sembako di Kepulauan Meranti, Riau. Adapun sembako tersebut dibagikan setiap bulannya senilai Rp200 ribu yang terdiri beras 8 kilogram, telur dan daging ayam serta sayur-sayuran.

Langkah itu dinilai dapat membantu para petani dan pengusaha sagu yang saat ini tengah anjlok di tengah pandemi sekaligus dengan mengkonsumsi sagu masyarakat menjadi sehat.

Penggiat Sagu di Kepulauan Meranti, Abdul Manan mengatakan dampak pandemi semakin memperparah jalur distribusi produk sagu. Karena itu, ia menilai, di tengah banyaknya anggaran untuk bantuan sosial, komoditas sagu bisa dijadikan pilihan sebagai bantuan sosial bagi masyarakat kurang mampu.

Bantuan yang disalurkan itu dipandang sangat perlu jika dikombinasikan dengan produk pangan lokal agar sagu lebih digemari oleh semua kalangan masyarakat.

"Dari bantuan yang disalurkan ke masyarakat kurang mampu di Kepulauan Meranti kita hanya minta 30 persen saja kearifan lokal sagu ini dikombinasikan dalam bantuan tersebut, terserah lah nanti bantuannya seperti apa, apakah beras sagu, mie sagu dan produk lainnya. Kita minta kebijakan dinas terkait untuk memperhitungkan hal ini, karena ini juga merupakan bagian dari menghidupkan UMKM, kalau tidak bagaimana ekonomi bisa berputar," kata Abdul Manan.

Dikatakan Abdul Manan langkah itu juga sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti yang memperjuangkan dan memperkenalkan sagu hingga ke tingkat nasional untuk menjadikannya sebagai pangan alternatif pengganti beras.

"Ini juga sejalan dengan program yang telah dijalankan pemerintah daerah. Dimana bupati telah berhasil mengangkat dan menjadikan komoditi sagu menjadi salah satu sumber pangan nasional. Jangan sampai pula hal itu berbanding terbalik, kita disini malah tidak gemar makan sagu, padahal mengkonsumsi sagu itu sangat mengenyangkan dan menyehatkan," ujar Abdul Manan.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kepulauan Meranti, Agusyanto Bakar yang dikonfirmasi mengenai hal itu menyambut baik adanya usulan tersebut.

Dikatakan jika sebelumnya hanya ada komoditas bahan pangan sumber karbohidrat berupa beras yang dibeli oleh para KPM. Maka di tahun ini bisa saja ada penambahan pangan lokal berupa sagu.

"Jika dari sisi untuk menghidupkan ekonomi kerakyatan ini sangat bagus dan jika dipandang dari sisi kesehatan juga bagus, jadi usulan itu tidak ada salahnya dan sangat dibolehkan. Hanya saja hal ini harus diputuskan bersama karena banyak pihak yang terlibat. Untuk itu isu ini akan kita bahas bersama didalam rakor yang akan kita laksanakan tidak lama lagi dan akan kita bicarakan disana," pungkasnya.***