PADANG - Kerusuhan yang pecah di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9), merenggut 26 jiwa. Delapan dari korban meninggal tersebut ternyata perantau asal Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar).

Dikutip dari antaranews.com, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengaku merasakan duka menyatakan berbelasungkawa atas wafatnya delapan warga asal Pessel akibat kerusuhan di Wamena tersebut.

''Sebagian korban berasal dari Pesisir Selatan. Kita ikut berduka dan berharap warga Sumbar lain di Papua bisa tabah dan mencari tempat untuk menyelamatkan diri,'' katanya, di Padang, Selasa (24/9).

Nasrul menyebutkan, berdasarkan komunikasi sementara dengan warga Sumbar di Wamena, diketahui perempuan dan anak-anak telah diungsikan ke Jayapura, sementara laki-laki masih bertahan di Wamena.

Pemprov Sumbar juga sudah menjalin komunikasi dengan Danrem 032 Wirabraja yang punya akses ke Korem 172/PWY, terkait kemungkinan pemulangan jenazah.

''Kalau memang jenazah bisa dipulangkan, Pemprov akan bantu transportasi dari bandara ke rumah duka,'' kata pria asal Linggo Sari Baganti, Pessel tersebut.

Informasi yang diperoleh Goriau.com, ada sepuluh warga asal Pessel yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, sepuluh diantaranya meninggal dunia, seorang kritis dan seorang luka ringan.

Korban meninggal adalah: Syafriyanto (36) asal Kecamatan Lengayang, Jefry Antoni (23) asal Taluak, Hendra (20) asal Lengayang, Rizki (4/anak Syafrianto), Ibnu (8) asal Lengayang, Irwan (24), Nofriyanti (40) asal Sutra dan Yoga Nurdi Yakop (28).

Sedangkan korban kritis bernama Putri (30), yang merupakan istri dari Syafriyanto. Korban luka ringan bernama Isal (42), yang merupakan suami dari Nofriyanti.

Para korban meninggal dan terluka akibat terkena panah, senjata tajam dan terbakar karena rumahnya dibakar massa.***