BENGKALIS - Keinginan sejumlah penyair di Bengkalis untuk menerbitkan buku antologi puisi, akhirnya kesampaian juga. Melalui sentuhan tangan dingin beberapa penyair yang terhimpun dalam Rumah Sastra Bengkalis, tahun ini mereka sukses mencatat sejarah baru menerbitkan buku puisi dengan beragam tema dan topik.

Diantara penyair maupun sastrawan yang terlibat dan tercantum namanya dalam buku antologi puisi berjudul Setanggi Junjungan yang diterbitkan FAM Publishing, Kediri, Jawa Timur ini, antara lain Musa Ismail. Beliau adalah sastrawan dan cerpenis yang telah malang melintang dalam dunia sastra. Musa Ismail juga dikenal sebagai penyair, cerpenis dan novelis yang giat berkarya dan menghasil karya sastra.

Berikutnya ada nama Marzuli Ridwan Al-bantany, seorang wartawan sekaligus tenaga pendidik yang beberapa tahun terakhir ini tunak melahirkan karya-karya sastra, baik puisi maupun cerpen. Beberapa karya dari penyair muda ini telah diterbitkan oleh media cetak dan elektronik. Bahkan beberapa puisi dan cerpennya dalam tiga tahun terakhir ini turut dibukukan dalam beberapa antologi puisi maupun cerpen di tanah air.

Dalam antologi Setanggi Junjungan ni ada juga nama-nama penulis lainnya yang patut disebut penyair. Mereka adalah Irwan S, Suseso, Siti Zulfa dan Nurkhairunnisa. Keempat orang ini selain aktif menulis, juga merupakan para guru di sejumkah SLTP dan SMA di Bengkalis.

Menurut Marzuli Ridwan Al-bantany sebagai penggagas dalam penerbitan antologi ini, bahwa karya-karya ini lahir karena kerisauan yang muncul pada diri mereka dalam memandang kelebat kehidupan dengan berbagai persoalan yang ada.

Berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling diri para penyair inilah, kemudian direkam dan dituang menjadi lembaran-lembaran puisi yang menarik untuk dibaca dan diselami makna yang tersirat dalam himpunan antologi Setanggi Junjungan ini.

"Melalui karya sastra ini, secara khusus kiranya dapat menjadi motivasi dalam melahirkan karya-karya untuk di masa-masa yang akan datang. Disamping itu, melalui upaya yang kecil ini juga diharapkan bisa menggugah para penulis, termasuk insan-insan penyair yang ada di Bengkalis, agar terus bergerak dan melahirkan karya-karya terbaik mereka," harap penulis buku puisi Menakar Cahaya, yang tahun ini kembali bertekad untuk menerbitkan buku puisi keduanya.*** #BENGKALIS