SIAK SRI INDRAPURA - Dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Mapolres Siak, Kamis (3/1/2019) siang, pelaku berinisial MS (19) yang melakukan penculikan dan pembunuhan di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau, membujuk korbannya dengan membeli es krim.

Dengan mengenakan baju tahanan berwarna oranye, MS menceritakan kepada GoRiau.com, bagaimana dirinya membujuk Ayub sepupunya yang masih berusia 5 tahun diculik dan dibunuh. Pelaku saat itu sedang main game di rumah neneknya Jalan Indah Kasih Gang Rayana, Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, 28 Desember 2018.

Korban pun tiba untuk dititipkan oleh orangtuanya di rumah neneknya. Pelaku yang memang sudah merencanakan akan menculik korban dan meminta tebusan sebanyak Rp300 juta, membawa korban dengan iming-iming akan dibelikan es krim.

"Saya bawa dia (Ayub, red) keliling-keliling sampai maghrib. Dia pun tak ada bertanya kemana mau dibawa, hanya diam saja. Saya keliling sambil mencari tempat untuk menyekap dia," kata pelaku.

Setibanya di Jalan Cendrawasih, Kampung Perawang Barat, Kecamatan Tualang, MS mengikat tangan dan kaki korban dengan menggunakan baju dan celana korban. Saat diikat, korban hanya terdiam dan tak sedikit pun bertanya kenapa dirinya diikat.

"Saat saya buka bajunya dan saya ikat tangan serta kakinya dia diam saja. Tapi, saat saya mau tinggalkan didekat pipa itu, dia berteriak karena ada orang yang melintas. Saya pun kembali ke arah korban dan mencekik lehernya," ujarnya.

Korban yang pingsan usai dicekik pelaku ditinggalkan begitu saja di lokasi korban ditemukan, karena sudah terdengar azan isya. Sekitar pukul 00.00 WIB, korban kembali ke tempat korban diikat. Karena takut korban ditemukan warga, pelaku mengubur korban yang masih bernafas.

"Saya sempat menepuk-nepuk muka dia. Tapi tidak sadar juga. Sudah saya periksa hidungnya, tidak bernafas. Urat nadinya juga saya periksa tapi tidak berdenyut. Lalu, saya kubur badan dia," ungkapnya.

Wakapolres Siak, Kompol Hariri didampingi Kasat Reskrim, AKP Faizal Ramzani menjelaskan, dari hasil otopsi korban ditemukan tanah di tenggorokan dan paru-paru korban. Artinya saat itu, korban ditimbun hidup-hidup.

"Korban saat ditemukan bagian pinggang ke kepala yang tertimbun tanah. Karena semalamnya hujan dan korban ditimbun tanah persis di aliran air. Karena tanah yang mnimbun korban tergerus air," jelasnya. ***