JAKARTA - Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari meminta seluruh induk-induk organiasasi (PB/PP) untuk terus menjalankan pogram pembinaan di tengah wabah Covid 19 yang masih melanda dunia. Pasalnya, RSO panggilan akrab Raja Sapta Oktohari melihat ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk mengangkat prestasi olahraga Indonesia di ajang Asian Games dan Olimpiade.

"Keberadaan pandemi Covid 19 ini berdampak besar terhadap seluruh kegiatan olahraga. Dampaknya kan sudah jelas akan terjadi penurunan prestasi atlet dari berbagai negara mengingat terhentinya program pembinaan karena khawatir wabah virus yang sudah menelan banyak korban. Momen inilah yang harus bisa dimanfaatkan untuk menjalankan program pembinaan tanpa harus menunggu berakhirnya Covid 19 dalam upaya mendongkrak prestasi olahraga Indonesia," kata RSO yang ditemui pada acara pelantikan Chandra Bhakti selaku Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora di Auditorium Kemenpora Jakarta, Selasa (14/7/2020).

"Saya yakin jika program latihan dijalankan dengan baik di tengah pandemi akan terjadi peningkatan prestasi. Tadinya, posisi atlet yang berada di level bawah Asia atau Olimpiade bisa meningkat ke level yang lebih baik dan tidak tertutup kemungkinan menembus papan atas. Apalagi, PB/PP bisa membuat program latihan yang lebih kreatif dalam meningkatkan prestasi atletnya," tambah Raja Sapta Oktohari.

Menjalankan program pembinaan di tengah pandemi Covid 19 bukan berarti tidak memperhitungkan bahaya Covid 19. Malahan, kata RSO, justru melalui olahraga bisa meningkatkan immunitas tubuh atlet. "Immunitas itu kan terbangun melalui olahraga dan makanan yang cukup. Tinggal hanya menjaga jarak atau kebersihan saja sesuai dengan protokoler kesehatan yang ditetapkan pemerintah," tandasnya.

Lebih jauh RSO juga mengungkapkan perjuangan NOC Indonesia dalam rangka mewujudkan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 sesuai keinginan Presiden Joko Widodo. Bahkan, dia menyebut peluang Indonesia masih terbuka lebar meski kampanye calon tuan rumah Olimpiade 2032 terganggu akibat pandemi korona.

Okto juga mengungkapkan NOC Indonesia terus melakukan komunikasi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) perihal pengajuan tuan rumah. Apalagi kerja sama dengan pihak lain seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Pariwisata dan stakeholder lain masih berjalan.

"Peluang Indonesia cukup besar menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Sukses menyelenggarakan Asian Games dan Asian Para Games 2018 itu sudah menjadi bahan pertimbangan bagi IOC apalagi perkembangan ekonomi Indonesia bakal mencapai peak pada 10 hingga 15 tahun ke depan," tegasnya.

Memang banyak negara yang juga menginginkan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 seperti Australia, Unifikasi Korea, serta India. Bahkan, Jerman menyatakan siap bersaing melalui media mainstream. Makanya, RSO berusaha meyakinkan IOC jika Indonesia patut diperhitungkan dari sejumlah kandidat lainnya.

"Dukungan pemerintah dan masyarakat itu yang paling utama bagi IOC untuk memilih Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2023. Tugas NOC tinggal meyakinkan IOC bahwa Indonesia sangat tepat karena berada di kawasan Asia Tenggara dimana belum pernah mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara Olimpiade," ungkapnya. ***