PEKANBARU - Selain harus bertahan menghadapi pandemi Covid-19, sejumlah pedagang tampaknya juga harus mengurut dahi dengan tumpukan sampah yang mengganggu omset penjualannya. Hal ini seperti dikeluhkan pedagang di Pasar Cik Puan, Kota Pekanbaru.

Pedagang yang bernama Yanti, mengatakan bahwa dagangannya mulai tidak laku karena tumpukan sampah mengeluarkan aroma busuk. Bau busuk ini pun semakin membuat pembeli sepi di masa pandemi Covid-19.

"Ini pembeli sudah berkurang, bau busuk. Sudah jualan sepi karena Corona, malah sekarang gara-gara bau busuk," keluhnya, Senin (25/1/2021).

Yanti mengatakan, tumpukan sampah di lokasi sekitar lapaknya tersebut bahkan sudah sejak awal 2021 tak diangkut. Akibatnya, belatung juga keluar dari tumpukan sampah tersebut.

"Kalau hujan, terus panas, ini parah sekali bau busuknya. Setiap pagi saya bersihkan belatung yang sudah mau masuk ke toko," terangnya.

Yanti juga mengatakan bahwa dirinya merasa sesak nafas akibat aroma menyengat sampah tersebut. Ia khawatir akan terkena penyakit akibat terus-menerus mencium bau yang menyengat.

"Omzet turun, jualan sepi, bau sampah, ini malah takutnya penyakit yang datang kan. Pemerintah harus selesaikan," harapnya.

Untuk mengurangi bau busuk, pedagang ada yang membakar sampah. Namun hal ini menimbulkan masalah baru karena asap bisa mengepul di pusat ibu kota provinsi Riau tersebut.

Sementara itu, diberitakan sebelumnya bahwa penumpukan sampah ini dikarenakan putusnya masa kontrak dengan pihak ketiga sejak 31 December 2020 lalu. Saat ini Pemko Pekanbaru tengah mengajukan kembali lelang tersebut.***