JAKARTA - Ketua Yayasan Haji Karim Oei yang juga pengurus Masjid Lautze, Muhammad Ali Karim Oei, mengatakan, Masjid Lautze di Sawah Besar, Jakarta, merupakan tempat belajar Islam dan memperbaiki akhlak bagi para mualaf beretnis China.

''Misalnya, dulu sebelum masuk Islam, mereka kalau mau pergi dari rumah, main pergi aja. Ngonclong gitu. Nah, di sini kita ajarkan bahwa memberi kabar terlebih dulu kepada orang di rumah itu adalah akhlak yang baik, yang baik itu bersumber dari Islam,'' ujar Ali, seperti dikutip dari Republika.co.id, Jumat (3/7/2020).

Sementara itu, mualaf yang juga pendakwah, Ustaz Felix Siauw, membagikan kisahnya menjaga hubungan baik dengan keluarga besarnya yang non-Muslim. Lewat channel Youtube-nya, pendakwah beretnis China ini menceritakan bagaimana kehidupan serta komunikasi dengan ayah, ibu, serta saudara-saudara kandungnya yang masih non-Muslim. Meski berbeda keyakinan, hal itu tak serta-merta merenggangkan komunikasi dirinya terhadap keluarga.

Terbukti, Felix kerap berpergian dengan keluarga besarnya dan menjalankan komunikasi sebagaimana layaknya, namun tak menanggalkan agama yang ia yakini.

''Kalau orang tuduh saya radikal, keras, justru orang harus belajar sama saya sepertinya. Ini saya makan, ngobrol, jalan-jalan sama keluarga saya yang non-Muslim. Toleransi itu bukan teori, tapi praktik,'' kata Ustaz Felix.

Meski begitu, untuk dirinya dan keluarga Muslimnya, dia meyakini bahwa tak layak mengucapkan selamat hari raya tertentu kepada orang dengan agama yang berbeda darinya. Namun, kepercayaan itu bukan berarti tak menghormati dan menghargai toleransi untuk hidup saling berdampingan.

Saat berjalan-jalan dengan keluarga non-Muslim itu, misalnya, dia beserta keluarga besarnya menyantap makanan mi China yang halal. Keluarga non-Muslimnya menghargai kepercayaan Ustaz Felix, sehingga memesan makanan yang halal saja.

''Kalau jalannya sama saya (keluarga non-Muslim), mi-nya ini harus halal, nggak boleh ada babinya. Mi memang identik dengan China, orang China makannya mi lah kurang lebih begitu,'' ungkap dia.

Guru besar Sosiologi UIN Sunan Ampel, Habib Muhammad Baharun, mengatakan, menjalin komunikasi bagi mualaf etnis China kepada keluarga asalnya memang sangat dianjurkan. Bagaimana pun, Islam mengajarkan kebaikan yang di dalamnya adalah seruan untuk berkomunikasi dengan baik dengan keluarga.

''Tapi, jangan sampai para mualaf itu kembali ke keyakinan lamanya. Kalau berkomunikasi, itu baik sekali,'' tambah dia.***