PEKANBARU - Sungguh kasihan para siswa berkebutuhan khusus di Kabupaten Kepulauan Meranti. Mereka terpaksa bersekolah 3 hari sekali, karena keterbatasan fasilitas.

29 Siswa sekolah luar biasa (SLB) Sekar Meranti, di Desa Anak Setatah, Kec Rangsang Barat, Kab Kepulauan Meranti, Riau perlu berjuang supaya bisa sekolah. Mereka tersebar di 12 desa.

Untuk bersekolah, sang kepala sekolah Syafrizal (34) menjemput mereka setiap hari dengan gerobak yang ditempel ke motor tuanya. Selain dijemput dengan gerobak, lima guru lainnya yang ada di SLB itu juga turut serta membantu. Bagi guru yang memakai motor melintasi rumah siswanya, sekalian akan menjemputnya.

Namun dalam sehari, Syafrizal hanya mampu menjemput siswa dari tiga desa. Paling jauh, perjalanan menjemput muridnya bisa mencapai 20 km dari sekolah. Bertahun-tahun lamanya, Syafrizal berjibaku demi kemajuan anak-anak disabilitas yang ada di desanya.

"Sebagian saya jemput pakai gerobak. Sebagian siswa lagi dibonceng gurunya pakai motor sembari melintas di desa mereka," kata Syafrizal seperti dikutip GoNews.co dari detikcom, Senin (4/9/2017).

Walau muridnya ada 29 orang, tapi saban hari paling banyak yang bersekolah 10 sampai 15 orang saja dari tiga desa. Ini karena, setiap hari para gurunya tidak mampu untuk berkeliling 12 desa yang ada di kecamatan tersebut.

"Jadi anak murid saya jika hari ini sekolah, dua tiga hari harus libur. Ini karena besoknya harus menjemput ke desa lainnya. Kalau dijemput semuanya, tak cukup waktu lagi," kata Syafrizal. ***