JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Makanya, Presiden National Olympic Committee/Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari terus melakukan manuver dalam menjalankan amanah tersebut.

Usai pelaksanaan SEA Games XXX Filipina 2019, Raja Sapta OKtohari yang akrab dipanggil Okto langsung bergerak menuju markas International Olympic Committee (IOC) di Lausanne, Swiss. Dalam kunjungan 16-21 Desember 2019 itu, kata Okto, keinginan Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga akbar empat tahunan dunia itu medapat respon positif.

Bukan hanya IOC, namun Okto menyebut Association of National Olympic Committe (ANOC) dan Association of Summer Olympic International Federation (ASOIF) telah memberikan dukungan kepada Indonesia menjadi negara pertama Asia Tenggara sebagai penyelenggara Olimpiade. Untuk itu, katanya, NOC Indonesia akan mulai bergerak melakukan kampanye dengan menanamkan pola pikir menuju Olimliade atau yang disebut budaya Olimpiade.

"Seperti halnya Korea, dia terakhir jadi tuan rumah tahun 1988, atau China terakhir jadi tuan rumah 2008. Metamorfosa budaya negara itu meningkat pasca Olimpiade. Kami mengunjungi NOC China dan kami belajar banyak budaya yang bisa diambil setelah Olimpiade. Masyarakat telah meninggalkan budaya negatif mereka," kata Okto kepada media di Jakarta, kemarin.

Menurut Okto, kesempatan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 sudah memiliki titik terang. Di mana saat ini proses pemilihan tuan rumah bukan lagi melalui beuty contest layaknya tahun-tahun sebelumnya. Kini, IOC lebih mengedepankan bahwa tuan rumah harus menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi pembangunan yang berkelanjutan dan mengedepankan manfaat pasca penyelenggaraan.

"Seperti saat saya berkunjung ke Jepang untuk mencari rumah bagi kontingen Indonesia. Mereka bahkan menggunakan kasur yang terbuat dari kardus dan plastik daur ulang. Makanya hal ini yang menjadi pembelajaran penting bagi kita," tambah Okto.Tentunya untuk menuju tuan rumah Olimpiade 2032, Indonesia perlu berbenah dan juga mempromosikan diri. Pasalnya, penentuan tuan rumah akan dilakukan selambat-lambatnya pada penyelenggaraan Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.

Maka dari itu, pada Olimpiade 2020 Tokyo, Okto akan membentuk dua tim yang memiliki dua fokus yang berbeda. Satu tim akan fokus pada prestasi yakni atlet-atlet yang bertarung di ajang tersebut dan tim lainnya dikatakan akan mempromosikan Indonesia menuju tuan rumah Olimpiade 2032.

"Kami punya satu tujuan yang harus digarisbawahi oleh masyarakat bahwa kami ingin meningkatkan prestasi olahraga Indonesia yang lebih baik lagi. Bukan prestasi perorangan, kelompok, provinsi, atau pun lainnya. Sehingga kepentingannya harus seragam dan penggunaan dana akan berlangsung secara efektif," jelasnya.

Selain itu, Okto juga menjanjikan bahwa dalam ajang Olimpiade 2020 nanti, Indonesia akan meloloskan lebih dari jumlah atlet yang berlaga di tahun 2016. Pada saat itu diketahui sebanyak 28 atlet Indonesia berlaga di ajang Olimpiade Rio 2016.

"Saat ini memang hanya beberapa yang sudah dipastikan untuk lolos ke Olimpiade 2020, tapi saya yakin kita punya peluang yang lebih karena banyak cabor yang berpotensi lolos kualifikasi Olimpiade seperti senam, angkat besi, panjat tebing, kanoe, dan lainnya. Belum lagi cabor yang bisa memberikan kejutan. Kami sedang mengupayakan untuk berhubungan baik dengan cabor-cabor untuk mengetahui kondisi mereka untuk lolos Olimpiade karena keadaan kan berbeda-beda," ungkapnya. ***