BENGKALIS - Sejak pukul 05.00 WIB, Minggu (5/8/2018), sebanyak 120 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bengkalis, sudah bersiap-siap untuk menjadi bagian pelaku sejarah sebagai pemecah rekor dunia, dalam ajang The Poco-Poco Dance Guines World Record (GWR) 2018.

Warga binaan wanita sebanyak 30 orang, mengenakan pakaian warna merah dipadu celana hitam. Sedangkan warga binaan laki-laki sebanyak 90 orang, mengenakan baju dan celana warna biru. Mereka tampak semangat dan ceria. Terlebih semuanya mengenakan tanjak paduan warna merah putih melambangkan semangat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan satu intruksi, para warga binaan langsung membentuk formasi di lapangan warna hijau di tengah-tengah Lapas kelas II A Bengkalis. Mereka menunggu aba-aba dari Jakarta yang dipandu Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 3, yang disiarkan secara live streaming.

Sekitar pukul 06.49 WIB, begitu mendapat aba-aba senam dimulai secara serentak, lantas 120 warga binaan Lapas Bengkalis langsung bergerak penuh energik mengikuti irama Senam Poco-poco.

Jalan kesamping kiri, kanan, kedepan dan belakang, itu lah salah satu gerakan 120 warga binaan. Seakan tidak ada beban dari raut wajahnya. Se-sekali mereka melontarkan senyuman, sambil bergerak energik mengikuti rentak irama lagu yang dipopulerkan Yoppie Latul.

Meski tak sampai sepuluh menit, namun tampilan para warga binaan Lapas Kelas II A Bengkalis, tetap memukau siapa saja yang menyaksikan. Tak terkecuali, Kepala Lapas, Agus Priatiatno bersama jajarannya, terpukau dengan atraksi warga binaan. Terlebih dengan kekompakan dan semangat mereka. Se-sekali, sambil bergerak 120 warga binaan berteriak tanda yel-yel, semakin menumbukan semangat mereka.

Suara gemuruh teriak 120 warga binaan yang diiringi musik rancak dari lapangan hijau, tentu mengundang keingin-tahuan warga binaan lain yang berada di kamar sel. Meskipun tidak bisa melihat langsung dari dekat, mereka berusaha menyaksikan atraksi teman-teman mereka dari balik jeruji besi.

Usai bergoyang Poco-Poco Dance GWR 2018 secara serentak se-Indonesia, ternyata tidak membuat 120 warga binaan “panas”. Lantas mereka minta bonus kepada Wan Syafrida instruktur yang selama ini menggembleng mereka. Bonusnya berupa goyang Nona Kay Ratu, dari Ambon, Provinsi Maluku.

Begitu mendapat restu dari Kepala Lapas Bengkalis, langsung disambut teriakan yel-yel semangat dari 120 warga binaan. Tak ayal, mereka langsung bergoyang mengikuti rentak irama Nona Kay Ratu.

Usai bergoyang Nona Kay Ratu, peserta Poco-Poco Dance GWR 2018, saling bersenda gurau. Mereka juga tak canggung, poto bersama dengan Kepala Lapas dan staf yang diabadikan juru foto.

Instruktur senam, Wan Syafrida, mengaku senang. Karena pelaksanaan The Poco-Poco Dance GWR 2018 di Lapas Bengkalis sukses dan lancar. Terlebih melihat kekompakan para warga binaan saat tampil secara serentak se-Indonesia.

Menurut Wan Syafrida, pengalaman saat mengajar senam para warga binaan di Lapas Kelas II A Bengkalis. Pertama, bayangan yang terselit dalam pikirannya, menyeramkan dan sulit diatur. Toh, selama mengajar, mereka kompak dan senang diatur.

Instruktur senam bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis itu menjelaskan, selama ini dirinya mengajar 10 sampai 30 orang, agak sulit diatur. Tapi beda dengan warga binaan Lapas Bengkalis, meskipun jumlahnya 120 orang, namun mereka kompak dan langsung mendalami setiap intruksi yang disampaikan.

Untuk tampil maksimal pada Ahad pagi, 120 warga binaan ini digembleng selama 15 hari, mulai hari Senin hingga Sabtu dari pukul 08.00 hingga 10.00 WIB.

“Alhamdulillah, dengan durasi 30 jam, selama 15 hari, teman-teman warga binaan bisa tampil maksimal,” ungkap Ida.

Kepala Lapas Kelas II A Bengkalis, Agus Priatiatno, mengaku bersyukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini selain sebagai arahan dari pimpinan pusat, juga untuk menggalakkan lagi olahraga di lingkungan warga binaan lapas kelas II A Bengkalis.

“Kemudian untuk menyehatkan pikirannya, jasmaninya dan rohaninya, sehingga warga binaan ini bisa berkegiatan seperti masyarakat di luar lapas,” terang Kepala Lapas Kelas II A Bengkalis. ***