SAWAHLUNTO - Pemerintah Kota Sawahlunto melakukan pemugaran dan konservasi terowongan (Spoorweg Tunel) kereta api peninggalan kolonial Belanda yang menghubungkan Sawahlunto dengan Muarokalaban.

Spoorweg Tunel atau masyarakat setempat biasa menyebutnya lubang kalam itu dibangun oleh Belanda pada 1892 dan selesai pada 1894 dengan panjang 828 meter.

"Pemugaran ini merupakan kegiatan rutin dalam pelestarian cagar budaya yang dimiliki Sawahlunto," ujar Kasi Peninggalan Bersejarah Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto, Rahmat Gino, seperti dilansir harianhaluan.com.

Rahmat Gino menambahkan, nilai sejarah dari lubang kalam itu sangatlah tinggi bagi Sawahlunto dan juga keberadaan Teluk Bayur di Padang.

Jalur kereta api lubang kalam merupakan saru satunya akses transportasi mengangkut hasil bumi Kota Arang, yakni batubara ke Teluk Bayur.

"Saat ini tengah dikonservasi dengan melakukan pembersihan jalur dari endapan lumpur dan perbaikan saluran pinggir rel. Dinding pintu lubang kalam dilakukan pengecatan dengan cat bernafas sebagai cat khusus bangunan cagar budaya," tuturnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman, Hendri Talib menambah selain melakukan revitalisasi lubang kalam, pihaknya juga mempercantik jalur kereta mulai dari Museum Kereta Api hingga lubang kalam dengan berbagai aneka bunga.

"Selain itu kita juga tenagh mengurus perizinan terkait operasional dari replika Mak Itam dari PT KAI, Balai Tekhnik Perkeretapian dan Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan. Sementara untuk lokomotif uap legendaris Mak Itam, pihak Divre PT KAI Sumbar berjanji akan mendatangkan tenaga ahli dsri Ambarawa, sehingga ikon wisata sejarah Sawahlunto itu bisa kembali beroperasi," tuturnya. ***