SELATPANJANG - Pakar lingkungan, DR Elviriadi MSi, kembali menyoroti perkembangan mutakhir lingkungan hidup di tanah air. Menurutnya, saat ini perkembangan dan konfigurasi politik lingkungan sudah berubah tajam, ada iklim ekstrim dan  pertarungan kepentingan di masyarakat.

Demikian disampaikan Elviriadi ketika berbincang-bincang dengan GoRiau, Kamis (29/3/2018).

Kata Elviriadi, ia melihat perubahan iklim dan massifnya bencana alam. Serta, pertarungan antara kelompok masyarakat (NGO) dan penunggang gelap industri hutan. Ini semua harus dibaca Menteri Siti Nurbaya dengan cermat.

Artinya, Menteri Siti sebagai pemerintah harus cepat mentransformasi dinamika itu dengan menggeser kinerja pemerintah ke wilayah ideologis.

"Indoktrinasi ideologis penting kepada jajaran ASN di KLHK, karena hanya periode ini pemerintah berani berseberangan dengan pengusaha, sampai gugat menggugat secara hukum," kata Kepala Departemen Perubahan Iklim KAHMI Nasional itu.

Ditambahkan anak watan Kepulauan Meranti ini lagi, setidaknya ada 3 (tiga) argumen krusial kenapa perlu cepat bergerak ke kwadran ideologis.

Pertama, pemerintah mulai tampak lelah dengan perlawanan balik mafia lingkungan. Niat baik Menteri Siti bisa aus dan kandas jika tidak meng-ideologiskan wacana lingkungan hidup ini.

"Maka saya bisa memaklumi bila pemerintah cendrung kumpul-kumpul lagi dalam forum global membahas soal suhu bumi, land use, dan seterusnya," kata Elviriadi.

"Itu upaya menambah energi, menyauk optimisme. Walaupun sebenarnya pertemuan itu amat bias dalam aksi. Dalam pesawat pulang ke tanah air aja sudah hilang agenda-agenda tersebut," kritik aktifis 98 itu lagi.

Kedua, isu lingkungan sesungguhnya adalah isu ideologis. Ini bukan soal parsial teknis seperti menghitung karbon, penggunaan kulkas, energi terbarukan, manajenen sampah. Tetapi ini soal keserakahan mengeksploitasi alam, soal perampasan tanah rakyat atas nama investasi, perihal pemusnahan biodiversitas dan cadangan makanan, dan soal kriminalisasi pejuang ekologis.

Yang terakhir kata Dosen UIN Suska Riau ini, adalah perihal bakat sebagai aktor sejarah. Bersediakah Ibu Siti menoreh sejarah dalam tinta perjuangan nasib lingkungan tanah air. Atau mengikuti jejak para menteri terdahulu ada yg diberi mosi tak percaya publik, yang suka berkonspirasi kemakmuran sehingga kondisi alam indonesia berantakan.

"Saya kira tidak semua orang kelak merasa terpanggil oleh sejarah lalu menjadi berkah zaman. Kebanyakan pilih jalan memutar mencari kekayaan dan jabatan," ujar Elviriadi di akhir bincang-bincang dengan GoRiau. ***