PEKANBARU - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menginformasikan, luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau sejak awal Januari 2019 hingga saat ini mencapai 30.065 hektare. Itu berdasarkan pantauan satellite dan kroscek di lapangan.

''Jadi dari pantauan satellite luas kebakaran lahan di Riau sejak awal Januari 2019 hingga saat ini ada 30.065 hektare. Jumlah itu bisa bertambah jika kembali terjadi kebakaran lahan,'' ujar Direktur Pengendalian Karhutla KLHK, Rafles Panjaitan saat dihubungi, Senin (9/9/2019).

Menurut Rafles, dalam data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau yang menyebutkan kebakaran lahan di Riau hanya sekitar 6.425 ha, itu bukan seluruh lahan yang terbakar.

''Kalau data BPBD itu merupakan jumlah lahan terbakar yang dipadamkan, bukan seluruh lahan yang terbakar. Kita berdasarkan satellite dan juga kroscek di lapangan. Jadi jika ada data yang meragukan terbakar atau tidak, nah itu yang kita cek ke lokasi,'' ucap Rafles.

Rafles menjelaskan, tidak hanya pemerintah Indonesia yang memantau kebakaran hutan dan lahan di Riau, tapi negara luar dan negara tetangga juga ikut memantau dengan satellite yang ada.

''Makanya kita tidak boleh dan tidak bisa berbohong soal data luas lahan yang terbakar ini. Karena Negara luar juga memantau dengan satelite. Kalau data kita tidak cocok dengan mereka, bisa protes orang luar nanti,'' tegas Rafles.

Rafles tak bosan mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan karena akan berdampak bagi kehidupan bersama rakyat Indonesia. Namun kenyataannya, masyakat masih saja nakal melakukan pembakaran dari tahun ke tahun.

''Permasalahan kebakaran lahan di Indonesia khususnya Riau ini kan sudah bertahun-tahun, tapi sebagian masyarakat masih saja ada yang nakal melakukannya. Kita sudah berdarah-darah mengimbau agar tidak membakar lahan, tapi tetap juga dibakar. Memang ada kelompok orang sengaja membakar lahan ini, bahkan ada juga kepentingan politik membuat kekacauan dengan membakar lahan,'' jelas Rafles. (gs1)