PEKANBARU - Seorang balita perempuan berusia 1 tahun 8 bulan bernama Shaila Afrilia terpaksa harus bolak-balik rumah sakit, karena menderita tumor wilms (kanker ginjal) dan menyebabkan pembengkakan di perutnya dan saat ini menjalani perawatan medis di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Anak pertama dari pasangan Rauzi dan Murni, asal Desa Pantai Raja, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar itu, sudah menjalani operasi pertama pengangkatan tumor dan kini dirawat di ruang Merak, kelas III kamar nomor 5, RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Rauzi menuturkan, penyakit yang dikategorikan kanker ganas itu, baru diketahui saat anak perempuannya berusia lebih dari 1 tahun. "Waktu Dia (Shaila) masih bayi, badannya gemuk dan keadaannya sehat-sehat saja. Bahkan, saat usia 9 bulan, sudah bisa mengangkat bantal sendiri," ujar Rauzi kepada GoRiau.com (GoNews Grup), Jumat (6/1/2017).

"Saat umurnya diatas 1 tahun, mulai tampak benjolan di perutnya. Karena belum tau penyakitnya apa, kami bawa berobat kampung (alternatif) saja. Lama-lama makin besar dan kami bawa ke RS Zainab. Sudah delapan bulan Shaila menderita tumor ini semenjak divonis dokter," sambungnya bercerita.

Rauzi melanjutkan, setelah mendapat perawatan di RS Zainab. Mendapat informasi jika ada dokter yang bisa menangani, Ia kemudian membawa anaknya ke RS Syafira. Setelah dokter memvonis anaknya menderita kanker ganas, Shaila kemudian menjalani perawatan intensif di RSUD Arifin Ahmad dan dilakukan operasi pertama.

"Operasi pertama sudah, dan sebagian tumor sudah diangkat. Kata dokter, tumornya tidak bisa diangkat semua sekaligus, karena berada disekitar organ vital. Jadi harus bertahap, dan juga harus menjalani kemoterapi. Ada tiga kali operasi dan 15 kali kemo yang harus dijalani, sekarang sudah operasi pertama dan menunggu kemo. Satu kali operasi, lima kali kemo," rincinya.

 Pernah beberapa kali berpindah-pindah rumah sakit, dengan kondisi sang anak yang menderita penyakit kanker ganas, Rauzi pun harus dihadapkan dengan biaya pengobatan untuk buah hatinya yang nilainya cukup besar. Apalagi, sehari-harinya, Rauzi hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan pas-pasan.

"Untuk beli obatnya harus keluarkan biaya sendiri, Rp1,3 juta per botol, dan tidak ditanggung BPJS, karena obatnya tidak tersedia di rumah sakit. Jadi harus beli di luar," ungkapnya saat berbincang dengan GoRiau.com (GoNews Grup) di RSUD Arifin Ahmad, Jumat sore.

Ia mengungkapkan, jika Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman dan Ketua Perlindungan Anak Riau, sempat menjenguk anaknya. "Tadi pagi, bapak Gubernur sudah datang menjenguk anak saya," tambahnya.

Saat ini, Shaila membutuhkan uluran tangan dan sumbangsih masyarakat untuk biaya pengobatannya yang tidak murah bagi kedua orangtua Shaila dan bisa langsung menghubungi Rauzi, 081371368741. "Saya berharap Shaila bisa segera sembuh. Serta bantuan untuk pengobatan dan kesembuhan anak kami," harapnya.***