JAKARTA -- Pria bernama Kepas Panagean Pangaribu ini benar-benar super nekat. Dia berani mencoba melakukan pemerasan terhadap anggota polisi Rp2,5 miliar.

Akibat kenekatannya itu, Ketua LSM Tameng Perjuangan Rakyat Antikorupsi (Tamperak) tersebut ditangkap aparat Polres Metro Jakarta Pusat.

Dikutip dari detikcom, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi, mengatakan, Kepas Panagean Pangaribuan telah ditetapkan sebagai tersangka dan resmi ditahan polisi.

''Sementara tersangka utama adalah Ketua Umum DPP LSM Tamperak bernama Kepas Panagean Pangaribuan,'' ujar Kombes Hengki Haryadi, Senin (22/11/2021).

Hengki menjelaskan, tersangka Kepas Panagean Pangaribuan dijerat dengan Pasal 369 KUHP tentang Pemerasan dengan ancaman lebih dari 5 tahun penjara. Polres Jakpus juga berencana menjeratnya dengan UU ITE.

''Kami tahan,'' tegas Hengki.

Dalam perkara ini, polisi menyita sejumlah barang bukti dari Kepas Panagean Pangaribuan. Di antaranya surat-surat untuk mengancam dan memeras instansi pemerintah.

''Sudah kami sita alat kejahatan untuk menakut-nakuti berupa surat yang akan dikirim ke presiden kemudian Komisi III (DPR) dan sebagainya," jelas Hengki.

Hengki mengatakan surat-surat yang diklaim sebagai bukti laporan itu dijadikan bahan untuk memeras. Tersangka nantinya akan meminta sejumlah uang untuk dikirim ke rekeningnya.

''Nah, hasil kejahatan pernyataan yang bersangkutan ternyata menggunakan modus mengirim ke rekening LSM yang bersangkutan,'' sambungnya.

Kepas Panagean Pangaribuan ditangkap di Sekretariat Tamperak di Jl Palem V Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 17.00 WIB sore tadi.

Hengki menjelaskan, Kepas Panagean ditangkap setelah mencoba memeras anggota Polsek Menteng. Dalam aksinya ini, pelaku menakut-nakuti polisi dengan mencatut nama petinggi Polri hingga pejabat negara.

Hengki menduga pelaku sudah sering melakukan pemerasan. Hengki menyebutkan pelaku tidak hanya memeras ke instansi Polri, tetapi juga instansi lain.

''Pada saat terjadi pemerasan pun tersangka mengatakan 'jangan sampai saya buat seperti di tempat lain', berarti dia sudah sering,'' jelas Hengki.***