PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan sejumlah Polres mendapat 'persenjataan' baru untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan (Karhutla). Bantuan ini berupa enam alat mini strike portable, yang dapat dibawa dengan mudah oleh tim darat.

Ukurannya yang kecil, ringan serta daya semprotnya yang jauh, membuat mini strike ini efektif digunakan aparat untuk menjinakkan kobaran api di lahan yang terbakar. Wajar saja, medan menuju ke lokasi cukup berat dan tentunya menguras tenaga apabila harus membawa peralatan yang banyak.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Gidion Arif Setiawan, Kamis (1/3/2018) siang menuturkan, pihaknya sudah mendistribusikan enam mini strike ini kesejumlah Polres yang rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karhutla).

"Mudah-mudahan, alat ini berfungsi untuk upaya reaksi cepat bila ada terjadi Karhutla. Daerah yang diperbantukan mini strike diantaranya dua unit ke Kepulauan Meranti, kemudian Pelalawan, Dumai, Inhil dan Siak masing-masing satu unit," sebut dia.

Selain ukurannya kecil namun berkemampuan besar, sambung Gidion, alat tersebut juga efektif dan punya kelebihan untuk penanggulangan awal, bila terdeteksi Karhutla. Dengan begitu, api tidak menyebar dan langkah antisipasi pun dapat dengan cepat dilakukan.

Setakat ini, kepolisian di Riau sudah menetapkan empat tersangka perorangan terkait kasus pembakaran lahan dan hutan. "Kasusnya dalam proses penyidikan, ada empat tersangka dari 15 kasus yang kita tangani," ulas Kombes Gidion menjawab GoRiau.com.

Jadi, selain membantu pemadaman api, kepolisian juga memproses hukum apabila terjadi area yang terbakar. Sebagian juga telah dipasangi police line karena dalam penyelidikan. Sejauh ini, diakuinya paling dominan di Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Di sana cukup sulit dalam pengungkapannya, banyak faktor diantaranya area yang luas. Kita akan bentuk tim gabungan dibantu Polda riau untuk mengidentivikasi dari mana asal api dan siapa pelakunya, di sana ada sekitar 200 hektar lahan yang terbakar," tutupnya. ***