DEN HAAG -- Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte dan seluruh anggota kabinetnya memutuskan mengundurkan diri.

Mark Rutte sudah menyampaikan keputusan pengunduran dirinya itu kepada Raja Belanda Willem-Alexander.

Pengunduran diri Mark Rutte dan seluruh anggota parlemen Belanda sebagai tangung jawab atas kekeliruan dalam mengambil keputusan tentang subsidi perawatan anak.

''Kami sependapat bahwa jika seluruh sistem gagal, kami semua harus bertanggung jawab, dan itu mengarah pada kesimpulan bahwa saya baru saja menawarkan kepada raja, pengunduran diri seluruh Kabinet,'' kata Rutte dikutip dari Tempo.co yang melansir Euro News, Jumat (15/1/2021).

Kekeliruan ini bermula saat Otoritas Pajak salah memberi label ribuan keluarga penerima subsidi sebagai penipu. Mereka memerintahkan keluarga penerima mengembalikan tunjangan yang diterima.

Penyelidikan parlemen menyimpulkan bahwa banyak keluarga yang dipaksa mengembalikan puluhan ribu euro dari subsidi yang pemerintah berikan. Hal ini berimbas pada masalah ekonomi ribuan keluarga.

Rutte mengatakan bahwa dia telah memberi tahu Raja Willem-Alexander bahwa pemerintah akan terus bekerja untuk memberi kompensasi kepada orang tua yang terkena dampak secepat mungkin.

Keputusan mengundurkan diri massal ini telah dibahas dalam rapat kabinet hari ini. Padahal dua bulan lagi Belanda akan menggelar pemilihan umum.

Langkah itu dianggap sebagai simbol. Pasalnya pemerintahan Rutte akan tetap menjabat dalam mode caretaker sampai koalisi baru terbentuk setelah pemilihan 17 Maret di Belanda.

Penggunduran diri tersebut mengakhiri satu dekade masa jabatan untuk Rutte. Dalam pemilu yang akan datang partainya diprediksi akan menang. Bila terjadi, Rutte kemungkinan besar akan kembali menjadi perdana menteri Belanda.***