SIAK - Meski mempunyai keterbatasan fisik, Aris Purwoko tetap semangat menjalani hidupnya. Pria 30 tahun yang tinggal di Kampung Teluk Lanus Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau itu ternyata sangat handal dalam menjahit.

Kaki kirinya harus diamputasi karena digigit buaya saat ia mandi di Sungai Akar di kampungnya tahun 2016 silam.

Peristiwa itu, mulanya hampir membuat Aris frustrasi, lantaran kehilangan kaki sebelah. Namun untung sang ayah dan Pak Sahri selalu memberi semangat dan motifasi hidup, hingga akhirnya ia bersedia untuk ikut pelatihan di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta.

Aris menceritakan keberangkatannya itu sekitar dua minggu setelah lebaran tahun 2017, yang diantar oleh pihak Dinas Sosial Kabupaten Siak.

"Awal saya masuk di sana, langsung asesmen, selama asesmen kami sebagai siswa kalau di sana disebut penerima manfaat (PM). Kemudian kami diuji kemampuan kemana arah keterampilan yang dimiliki," kata Aris, Minggu (17/1/2021).

Di lembaga milik Kementerian Sosial ini masing-masing penerima manfaat hanya diperbolehkan mengambil satu jurusan saja, dan akhirnya Aris pun memutuskan untuk memilih belajar menjahit.

Kata Aris, selain melatih keterampilan penerima manfaat juga diberi pelayanan kesehatan, bimbingan rohani dan sosial. Dirinya sangat senang karena dibantu oleh dinas terkait untuk bisa terampil dan mandiri.

Selama setahun ia mengenyam pendidikan, akhirnya Aris pulang ke kampungnya dan membuat usaha menjahit yang dibantu oleh Dinas Sosial berupa mesin jahit beserta kelengkapannya.

"Mewakili keluarga, saya mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Siak yang telah banyak membantu. Mungkin jika tidak ada bantuan ini, saya tak bisa membayangkan seperti apa nasib saya kedepannya," ucapnya.

Dalam meningkatkan usahanya, Aris terkendala masalah modal. Sejauh ini yang dihadapinya adalah masalah persediaan bahan kain dan perlengkapan lainnya.

"Saya gak berani stok bahan, karena untuk memenuhi selera pelanggan itu butuh modal yang besar," tuturnya.

Saat ini tekad Aris adalah melatih anak muda Teluk Lanus yang mempunyai minat untuk belajar menjahit dan selanjutnya akan dijadikan anggota kerjanya.

Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Siak Wan Idris menyampaikan bahwa program pengiriman disabilitas ke balai-balai milik Kementerian Sosial dalam rangka untuk mendapatkan rehabilitasi sosial dan keterampilan agar disabilitas tersebut bisa mandiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

"Kita memiliki program bagi Disabilitas di Siak, mereka tetap mendapat hak yang sama sebagai mana orang normal. Mudah-mudahan usaha Aris tambah maju dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya," harap Wan Idris.

Di tahun 2020, Dinas Sosial Kabupaten Siak juga telah menyerahkan alat bantu kursi roda untuk anak sebanyak 5 unit dan 5 unit untuk dewasa. Sedangkan untuk orang dengan kecacatan berat (OKDB) telah diserahkan santunan untuk 160 orang, masing-masing menerima 1,8 juta rupiah.

Dijelaskanya, ODKB adalah orang yang hidupnya tergantung dengan orang lain sekaligus tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.

“Jadi mereka ini hidup dengan kondisi cacat berat dan hidupnya tergantung orang lain, mungkin kepada orang tua, keluarga dan tetangga," pungkasnya. ***