MAKASSAR - Figur pengusaha milenial, Sandiaga Salahudin Uno belakangan menjadi rebutan partai politik. Bukan sekadar ditawarkan menjadi kader, Sandiaga ditawarkan jabatan strategis sekelas kandidat ketua umum.

Setidaknya dua partai politik yang digadang-gadang ingin Sandiaga menjadi ketua umu, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) besutan Hary Tanoesoedibjo.

Petinggi kedua partai ini bahkan dikabarakan sudah bertemu dengan Sandiaga demi merancang pemenangan Pemilu dan Pilpres 2024.

Untuk diketahui, Sandiaga Uno kini menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra setelah dalam Kongres Luar Biasa pada 8 Agustus lalu, Gerindra kembali mengesahkan Prabowo Subianto menjadi Ketua Umum hingga 2025.

Beberapa waktu kemudian, Sandi yang menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu, melakukan pertemuan dengan Ketum PPP, Suharso Monoarfa.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PPP, Achmad Baidowi tidak membenarkan dan tidak juga membantah nama Sandiaga menjadi pembicaraan di internal PPP.

Bahkan, nama Sandiaga didorong oleh sejumlah pengurus PPP di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) untuk dijadikan caketum partai berlambang kabah pada Mukhtamar IX yang digelar dalam waktu dekat.

“Ya, hanya obrolan informal tidak serius. Kenapa kami sebut tidak cukup serius, karena tidak dibarengi langkah-langkah politik konkret. Karena syarat menjadi Ketum itu harus minimal pernah satu periode di DPP atau DPW,” ujarnya Baidowi beberapa waktu lalu.

Sementara itu, anggota DPR Fraksi Gerindra yang juga teman dekat Sandi, Kamrussamad mengamini ada pertemuan dengan Suharso. Namun, dia menampik Suharso menawarkan jabatan bergengsi di PPP kepada Sandi.

"Pertemuan itu silaturahmi dengan Pak Suharso sebagai senior HIPMI. Kami ngobrol santai saja tentang dampak Covid-19, dan saya ada di situ," kata Kamrussamad.

Sekjen PPP Arsul Sani membenarkan ada pertemuan antara Suharso dan Sandi. Namun, dia menyebu itu hal yang wajar. Terlebih, keduanya masih berada di bawah payung keluarga besar yang sama di Gorontalo.

Sebelum bertemu Suharso, Sandi juga sempat menemui Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PPP yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mardiono. Mereka berbincang di sebuah hotel dekat Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta pada Agustus lalu.

Pertemuan Sandi dengan elite PPP kembali terjadi. Kali ini dengan Sekjen PPP Arsul Sani. Arsul datang ke rumah Sandi di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 23 Oktober lalu.

Mereka berbincang kurang lebih selama 1,5 jam selepas Maghrib. Mereka membicarakan tentang peraturan turunan dari omnibus law UU Cipta Kerja.

Selain itu, keduanya juga kembali membahas tentang PPP yang bertekad mengusung Sandi di Pilpres 2024 mendatang.

"Saya bilang, chief (Sandi), gimana Pilpres ini? Siap maju lagi kan? Ini PPP nanya serius karena banyak kalangan internal yang melirik chief untuk 2024 terlepas capres atau cawapres," kata Arsul menceritakan pertemuannya dengan Sandi kala itu.

Arsul mengatakan Sandi memiliki faktor ketokohan yang mampu menggaet suara pemilih milenial. Sandi, lanjutnya, juga dekat dengan kelompok Islam sehingga bisa mengerek elektabilitas PPP di Pemilu Legislatif 2024.

Terpisah, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, bahwa hubungan partainya dengan Sandi baik-baik saja. Dia juga berharap Sandi tetap bersama Gerindra.

"Komunikasi Pak Prabowo dengan Sandi baik kok, kami yakin dan berharap Sandi tetap berjuang bersama Gerindra," kata Dasco.

Jauh hari sebelum kabar Sandi menjadi calon ketum PPP, setelah Pemilu 2019 selesai dilaksanakan, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menawarkan Sandi untuk menggantikannya sebagai pimpinan partai. Perindo sendiri gagal mendapatkan kursi di Pemilu 2019.

Penawaran itu diajukan Hary Tanoe pada November 2019 lalu. Keduanya tiga kali saling bertemu di kediaman pribadi Hary Tanoe di Jalan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.***