PEKANBARU - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Riau Melawan Asap yang menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Riau, akhirnya ditemui langsung oleh Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution, pada Selasa (24/9/2019) sore.

Dalam kesempatan itu, Wagubri memberikan pemahaman kepada puluhan massa yang terdiri dari kalangan emak-emak tersebut. Diantaranya mengenai langkah dan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.

"Kemarin kita sudah berupaya untuk melakukan pemadaman dengan cara membentuk hujan buatan. Alhamdulillah hasilnya di beberapa tempat sudah terjadi hujan dan termasuk juga di kota Pekanbaru," kata Wagubri saat menemui massa di kantornya, Selasa sore.

Orang nomor dua di Riau ini juga menjelaskan, bahwa upaya pembuatan hujan buatan dengan TMC tersebut sempat mengalami kendala.

"Ini juga sedang diupayakan terus (hujan buatan, red), masalahnya kemarin kenapa agak sulit itu karena tidak memadai untuk dilakukan rekayasa," kata Wagubri lagi.

Kemudian, lanjut Edy, Pemprov Riau juga telah melakukan salat istisqa serentak bersama kabupaten dan kota se-Riau. Di mana, ini merupakan salahsatu upaya untuk menangani karhutla dengan memohon bantuan dari Allah Yang Maha Esa, sang pemilik alam semesta ini.

"Kami berharap ibu-ibu yang ada di sini ikut berdoa. Biasanya kalau ibu-ibu yang berdoa, itu kan doa orang tua, semoga dikabulkan. Sehingga di Riau turun hujan lagi," harapnya.

Sementara itu, soal penegakan hukum, Wagubri mengatakan, bahwa Podla Riau telah menangani 56 kasus karhutla yang terdiri dari 59 orang dan tiga korporasi.

"Informasi yang masuk hari ini dari kasus karhutla yang ditangani oleh Kapolda langsung itu ada 56 kasus. Terdiri dari 59 orang, meningkat ada tiga korporasi yang kemarin hanya satu, hari ini sudah ada tiga. Diantaranya PT SSS, PT ADEI Plantation & Industry, namanya serupa itu. Semua sedang dilakukan proses hukum," ungkapnya.***