PEKANBARU - Pihak kepolisian akhirnya mau memberikan keterangan terkait tewasnya seorang tersangka jambret yang diduga kuat dianiaya oknum polisi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, beberapa waktu lalu.

Pria yang tewas itu diketahui bernama M Nur alias Sokek. Ia melancarkan aksi menjabret itu bersama dua orang rekannya, yaitu Robi dan Anjas. Di mana, kedua rekannya itu juga dikabarkan mengalami luka serius dan harus di rawat di rumah sakit pada saat itu.

Ketiga pria ini sendiri ditangkap setelah menjambret Kabid Paud di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Rohil Nur Ain bersama rekannya Linda. Akibat aksi jambret ini juga, Nur Ain pun meninggal dunia karena terhempas ke aspal pada Minggu (17/3/2019) lalu.

"Mereka ini menjambret dua orang perempuan dan salah satu korban yang bernama Nur Ain itu meninggal dunia karena kepalanya terhempas ke aspal," ungkap Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto kepada GoRiau.com, Senin (29/4/2019).

Setelah mendapat laporan itu, pihak kepolisian pun langsung memburu para pelaku hingga akhirnya menemukan keberadaan salah seorang pelaku.

Dari situ, tim berhasil meringkus M Nur Ahmad alias Sokek. Lalu, Sokek membeberkan bahwa ia tak melakukan aksinya seorang diri. Atas pengakuan Sokek itu, pihak kepolisian melakukan pengembangan dan berhasil meringkus dua pelaku jambret lainnya yang bernama Anjas dan Robi.

"Setelah dimintai keterangan, seorang tersangka yang bernama Robi itu ngaku yang menyuruh jambret itu, Anjas. Yang ternyata, Anjas ini anak kandung dari korban (Nur Ain)," ujar Sunarto.

Pada saat proses penyelidikan itu lah, kata Sunarto, diduga salah seorang oknum polisi di Polsek Bangko, Rohil, melakukan penganiayaan terhadap Sokek.

"Saat dilakukan pemeriksaan di Polsek Bangko, ada diduga satu anggota penjagaan menganiaya Sokek," lanjutnya.

Akibat penganiayaan tersebut, Sokek mengalami luka-luka. Setelah dilaporkan kepada Kapolsek Bangko Kompol James Rianov Rajagukguk, barulah Sokek dilarikan ke Rumah Sakit DR Pratomo Bagansiapiapi, pada hari Kamis (28/3/2019).

Karena di RS Pratomo tidak memiliki fasilitas CT Scan, keesokan harinya Sokek di rujuk ke salah satu rumah sakit yang berada di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau. Namun di rumah sakit itu juga tidak memiliki fasilitas tersebut sehingga Sokek harus dilarikan ke Pekanbaru.

Akan tetapi, lantaran kondisi Sokek sudah tidak tahan lagi, ia pun meninggal saat dalam perjalanan ke Pekanbaru, tepatnya di Kandis.

Sedangkan, dua tersangka lainnya yakni Anjas dan Robi masih bernyawa dan sempat menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Polda Riau.

Namun, Kabid Humas Polda Riau ini memastikan bahwa dua tersangka tersebut bukan korban penganiayaan. Ia menjelaskan, bahwa kedua tersangka tersebut terluka akibat terlibat perkelahian dengan adik Anjas yang tidak terima perbuatan abangnya tersebut.

"Kalau itu di situ antara Anjas (anak korban) dan adiknya ada berantam di Polsek Bangko, Karena adiknya itu tidak terima kok tega-teganya dia melakukan perbuatan seperti itu kepada ibunya sendiri, jadi bukan karena dianiaya," tandas Sunarto. ***