JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief diciduk polisi di sebuah kamar hotel di Slipi, Jakarta Barat, karena diduga menggunakan narkotika jenis sabu-sabu.

Mengonsumsi sabu-sabu dapat memicu efek euforia atau perasaan penuh kegembiraan secara cepat, sesaat setelah mengonsumsinya. Namun penggunaannya sangat berbahaya dan dapat merusak organ tubuh serta menimbulkan masalah psikologis yang parah.

Dilansir dari WebMD, salah satu efek psikologis yang dirasakan oleh pengguna sabu-sabu adalah menjadi paranoid. Dia mungkin akan berhalusinasi mendengar dan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Dia juga mungkin berpikir tentang melukai dirinya sendiri atau orang lain.

Seorang pengguna akan merasa cemas dan bingung, tidak bisa tidur, memiliki perubahan suasana hati, dan menjadi kasar dan pemarah tidak jelas.

Sabu-sabu sangat berbahaya bagi tubuh. Sebab, narkotika yang juga dikenal dengan sebutan crystal meth ini dapat membuat suhu tubuh pengguna naik begitu tinggi. Dampaknya pengguna bisa pingsan atau bahkan mati.

Tak hanya itu, pengguna sabu juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena HIV / AIDS. Obat dapat mempengaruhi penilaian dan mengurangi pengendalian diri. Seseorang yang berada di bawah pengaruh obat ini lebih mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti seks yang tidak aman.

Adapun tanda-tanda atau ciri orang menggunakan sabu, antara lain tidak peduli dengan penampilan diri, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan, pupil mata melebar dan gerakan mata cepat, tingkah laku berlebihan dan berbicara terus menerus.

Pengguna juga memiliki perubahan suasana hati yang tinggi sehingga ketika marah bisa meledak-ledak. Pola tidurnya juga aneh, bisa begadang selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

Beberapa ciri orang yang mengonsumsi metamfetamin, dikutip dari The Recovery Village antara lain sebagai berikut:

- Sangat bugar dan sangat aktif secara fisik- Nafsu makan berkurang

- Denyut jantung dan pernapasan cenderung lebih tinggi

Tanda lain yang bisa dikenali secara fisik adalah tekanan darah yang cenderung lebih tinggi serta temperatur tubuh yang meningkat.

Pada fase tertentu, seseorang yang mengalami kecanduan sabu akan mengalami tweaking. Ini adalah fase ketika efek sabu mulai habis, seseorang akan mengalami craving atau menginginkan zat tersebut yang lebih intens lagi.

Ciri-Ciri Orang yang Sakau.

Sakau atau sakaw, alias putus obat, adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian obat secara mendadak, atau akibat penurunan dosis obat secara drastis sekaligus.

Mengutip keterangan dari direktur Tipid Narkoba Bareskrim menjelaskan tentang gejala sakau sabu atau heroin sebagai berikut, "Gejala sakau sabu atau heroin, terjadi akibat pemberhentian pemakaian sabu secara dadak. Katakanlah 2 bulan ini pemakai berat, tiba-tiba dia berhenti akan jadi sakau. Gejala tubuh akibat pemberhentian mendadak atau akibat menurunnya dosis sabu secara drastis".

Eko menjelaskan akan ada reaksi dari pengurangan dosis narkoba yang digunakan. Gejala sakau, kata Eko, sama kuatnya dengan saat kecanduan narkoba.

"Satu hari menggunakan 1 gram, kemudian dia kurangi bulan depan menjadi 0,5 gram pasti akan sakau. Gejala sakau sabu bisa sama kuatnya dengan saat kecanduan, seperti ada dua gejala yang muncul masalah emosional dan fisik," terangnya.

Ciri Emosianal Orang yang Sakau Sabu dan HeroinGejala sakau narkoba meliputi gejala emosional dan fisik. Eko menyebut perbedaan emosional pecandu sabu dan heroin. Pecandu sabu secara emosional akan menunjukkan depresi, mood yang mudah berubah, sulit berkonsentrasi hingga paranoid.

Gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di dalam ruangan ber-AC, suka marah dan sensitive.

"Kalau emosional dia nafsu makan tinggi, depresi, mood swing (mudah marah, berbahaya), kesulitan konsentrasi, paranoid. Halusinasi, kemudian kecemasan, gelisah, tidurnya terlalu lama, dan sering nyenyak tidur sulit dibangunkan. Yang berbahaya ketika dia ada masalah ada kecenderungan bunuh diri, menarik diri, dia mengisolasi diri dari orang yang sering bergaul, kemudian emosinya datar," urai Eko.

Diantara tanda gejala emosional yang akan dialami orang sakau adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan

2. Gelisah

3. Mudah Marah

4. Insomnia

5. Sakit Kepala

6. Sulit Konsentrasi

7. Depresi

Ciri Fisik Orang yang Sakau Narkoba

Sementara gejala fisik pecandu sabu yang mudah diidentifikasi, kata Eko, adalah kulit yang pucat hingga kontak mata yang buruk. Tak hanya merusak tubuh, pecandu sabu juga akan bicara tergagap hingga merasakan badan yang ngilu.

"Gejala fisik pecandu sabu itu kulitnya pucat, kumal, penampilan fisik berantakan, pergerakan lambat, sering kita temukan kalau teman yang bicaranya lancar. Misal setelah beberapa lama nggak ketemu bicara gagap, bibir (terlihat) semacam mau ngunyah, kemudian kontak matanya buruk tidak akan fokus ke kita. Selain itu akan muncul kelelahan yang ekstrem dan badan merasa ngilu," paparnya.

Pecandu yang sakau heroin memiliki ciri fisik dan emosional yang hampir sama dengan pecandu sabu. Bedanya pecandu heroin malah tidak memiliki nafsu makan, sulit bahagia dan sulit tidur.

"Kalau heroin, hampir sama agak beda dikit. Heroin itu jenis narkotika paling rendah. Dia sulit fokus secara emosi, gelisah, keresahan dan tegang, hampir sama depresi, cemas, susah tidur.Kemudian sulit merasa bahagia, nggak happy," beber Eko.

Untuk gejala fisik, pecandu heroin lebih sering merasakan mual dan diare. Kadang pecandu heroin kerap merasa hidungnya berair sehingga kerap mengusap-usap hidungnya seperti orang bersin."Gejala fisik dia seringkali perasaan mual, mau muntah, diare, sakit perut, merasa hidungnya berair, mata berair. Kemudian berkeringat, panas dingin, sering menguap," paparnya.

"Kemudian nyeri otot dan tulang kemudian tremor. Seringkali bulu kuduknya berdiri, kelelahan, jantung berdetak cepat, kejang otot dan sistem pernafasan kurang stabil," sambung Eko.

Hal serupa juga ditunjukkan pecandu ganja. Eko mengatakan meski ganja merupakan tanaman dan bukan bahan sintetik seperti sabu atau heroin dia memiliki efek berbahaya bagi tubuh."Ganja itu biasanya muntah aja, hampir sama dengan sabu tapi dia bukan sintetik, dia tanaman. (Ganja) ini lebih banyak dia kurang sehatnya itu sulit tidur, awalnya kemudian dia setelah mengalami sekian jam baru nyenyak. Kemudian dia ini kurang PD (percaya diri), seringkali juga kalau kita bicara kurang nyambung, kata Eko.

Gejala dan kronologis waktu dari sakaw akan berbeda untuk setiap obat, tergantung dari bagaimana mereka berinteraksi dengan otak dan fungsi tubuh. Narkoba diserap oleh tubuh dan bisa tetap aktif dalam jangka waktu yang berbeda pula.

Demikian juga tingkat keparahan dan durasi sakaw dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan pada zat tersebut dan beberapa faktor lain, termasuk Jangka waktu penggunaan obat, jenis obat yang digunakan, cara penggunaan obat (melalui suntik, dihirup oleh hidung, rokok, atau ditelan), dosis setiap kali menggunakan obat, riwayat keluarga dan genetik, dan faktor kesehatan medis dan jiwa.***