JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, M.A (HNW) mengajak masyarakat Indonesia terutama umat Islam Indonesia untuk mempelajari fakta sejarah peran umat Islam menegakkan NKRI.

Hal tersebut sangat penting sebagai pembelajaran dan tambahan pemahaman di tengah-tengah maraknya mispersepsi yang kadang sangat berlebihan tentang Islam dan umat Islam Indonesia.

Salah satunya adalah peristiwa fenomenal mosi integral yang dilakukan seorang ulama, cendikiawan Islam, politikus Islam, pejuang kemerdekaan Indonesia dan Ketua Fraksi Partai Masyumi di DPR RIS era 1950-an Mohammad Natsir.

Hal tersebut dikatakan HNW di hadapan sekitar 300 lebih Pimpinan dan anggota Lembaga Tahfidz Qur'an Jauharul Iman serta masyarakat umum peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, di GOR Johar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).

Mosi Integral gagasan Natsir ini, lanjut HNW, dikemukakan Natsir pasa parlemen RIS tahun 1950. Mosi gagasannya inilah yang menyatukan kembali Indonesia dalam wadah NKRI yang sebelumnya berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).

RIS yang dibentuk tahun 1949 adalah hasil kesepakatan Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda yang disaksikan oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan negara serikat yang memisah-misahkan Indonesia dalam beberapa negara bagian yang sangat ditentang Natsir.

"Gagasan Natsir dalam Mosi Intgralnya ini kemudian diterima parlemen dan kembalilah Indonesia dalam NKRI hingga kini tetap ada dan terjaga. Inilah benang merahnya bahwa tidak mungkin Islam dan umat Islam Indonesia bertolak belakang dengan konsep dan realisasi NKRI," ujarnya.

Pengetahuan dan pemahaman tersebut dikatakan HNW sangat penting, apalagi kepada generasi muda milenial bahwa seluruh elemen bangsa Indonesia termasuk Islam memiliki peran dan kiprah yang besar dalam pembentukan NKRI hingga kini.

"Umat Islam Indonesia saat ini juga harus menjaga warisan dari para pendahulunya tersebut bahkan harus lebih baik perannya, harus proaktif untuk agama dan negara. Jangan sampai masa bodoh dan terkesan 'cuek' dengan segala permasalahan yang menghambat kemajuan bangsa dan negara," tandasnya.

Sosialisasi Empat Pilar hasil kerjasama MPR RI dengan Lembaga Tahfidz Qur'an Jauharul Iman ini sendiri berlangsung selama setengah hari yang sangat disambut antusias peserta sosialisasi. Gaya pemaparan materi yang dilakukan HNW yang diselingi dengan candaan-candaan ringan dan cerdas mampu meraih perhatian peserta yang kebanyakan generasi muda dan kaum ibu.***