JAKARTA -- Pengacara Habib Rizieq Shihab (HRS), Sugito Atmo Prawiro, kliennya mengalami sesak napas dalam sel isolasi rumah tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Jumat (1/1/2021) malam. HRS bahkan sampai berteriak meminta tolong.

Pihak kepolisian melalui Direktur Tahanan dan Barang Bukti (Dirtahti) Polda Metro Jaya AKBP Rahmat, memberikan penjelasan terkait informasi yang diungkap pengacara HRS tersebut. Rahmat mengatakan, saat malam tahun baru lalu Habib Rizieq Shihab memang mengeluhkan sedang tidak enak badan. Dokter dari Dokkes Polda Metro Jaya saat itu segera mengecek keadaan Habib Rizieq.

''Pada saat malam tahun baru anggota kan kontrol tuh. Dia (Habib Rizieq) bilang nggak enak badan terus panggilin dokter. Dokter kita kan ada stand by,'' kata Rahmat saat dihubungi detikcom, Kamis (7/1/2021).

Menurut Rahmat, Habib Rizieq Shihab saat itu memang mengalami sesak napas. Rahmat juga menyebut bahwa Habib Rizieq punya riwayat sakit jantung.

Dia menambahkan, dokter kepolisian Polda Metro Jaya telah menyiapkan tabung oksigen saat Habib Rizieq mengaku sesak napas. Namun Habib Rizieq menolak menggunakan tabung oksigen yang diberikan kepolisian.

''Menurut dia napasnya kurang itu, tapi memang menurut beliau dia ada riwayat jantung menurut pengakuan ke saya ya, ke dokter juga iya. Jadi dia ke mana-bawa bawa oksigen. Jadi tabung oksigen diminta dibawa dari rumah,'' jelasnya.

''Sama dokter diperiksa terus dia bilang agak sesak napas, sama dokter dilihat, dikasih oksigen, dia nggak mau. Dia mintalah oksigen dari rumah,'' sambungnya.

Rahmat menambahkan, pihaknya telah memberikan fasilitas terbaik bagi Habib Rizieq Shihab. Petugas kesehatan pun terus melakukan pengecekan kesehatan rutin tiap harinya kepada tahanan.

Rahmat membantah pernyataan pengacara yang menyebut Habib Rizieq Shihab sampai harus berteriak untuk mendapatkan pertolongan dari kepolisian.

''Mana mungkinlah itu kan kita rawat. Putar anggota tuh tiap jam. Kan saya punya tahanan banyak lebih dari 1.000. Putar anggota tiap hari itu yang sakit, mana yang berobat ke rumah sakit, mana yang perlu didatangi dokter mana. Dokternya kan ada yang piket 24 jam. Pelayanan kita itu kepada semuanya,'' ungkapnya.

Dia menambahkan, hingga saat ini sendiri kondisi kesehatan Habib Rizieq Shihab masih baik. Pihak kepolisian selalu mengontrol kesehatan Habib Rizieq secara rutin.

Berteriak Minta Tolong

Sebelumnya diberitakan, Habib Rizieq Shihab (HRS) mengalami sesak napas dalam sel isolasi tahanan Polda Metro Jaya, Jumat (1/1/2021) malam. HRS bahkan sampai berteriak meminta tolong.

Kondisi yang menimpa HRS tersebut diungkapkan pengacaranya, Sugito Atmo Prawiro, Kamis (7/1/2021). ''Jadi gini, pada waktu malam Sabtu, setelah tahun baru itu Habib nggak bisa napas. Pokoknya Jumat malam nggak bisa napas, itu jam 20.30 WIB,'' kata Sugito Atmo Prawiro, kepada detikcom.

Sugito mengatakan Habib Rizieq lantas berteriak meminta tolong kepada tahanan lainnya yang terpisah sel untuk mengabari polisi. Akhirnya kabar Habib Rizieq sesak napas tersebar secara berantai di rutan dan membuat Direktur Tahanan dan Titipan (Dirtahti) datang.

''Minta tolong karena nggak bisa ada yang bantu. Akhirnya berjenjang (kabar Habib Rizieq sakit) dari Blok A, Blok B, Blok C itu di tahanan untuk memanggil Dirtahti. Akhirnya Dirtahti datang,'' ucap Sugito.

Menurut Sugito, pihak Dirtahti pada malam Habib Rizieq sakit terlihat cemas. Kecemasan itu dinilai Sugito memperlambat pertolongan pertama pada Habib Rizieq.

''Mereka pada takut semuanya. Habib Rizieq itu kan diisolasi tahanannya, jadi tidak bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapa pun, bahkan di depan kamar tahanannya ada CCTV,'' ujar Sugito.

Sugito melanjutkan ceritanya, Dirtahti Polda Metro Jaya akhirnya meminta tolong dokter dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya. Dokter kemudian datang pukul 22.00 WIB.

''Nah akhirnya Dirtahtinya datang, minta tolong Dokkes Polda Metro Jaya, itu (dokter) datang sudah pukul 22.00 WIB. (Penyebab sesak napas) Habib kambuh, kayak maag akut karena mungkin asam lambungnya naik, ya mungkin karena diisolasi. Dia biasa berinteraksi dengan banyak orang, (sekarang) dia tidak berinteraksi dengan siapa pun,'' jelas Sugito.

Sugito lalu menyampaikan Habib Rizieq pada malam itu (Jumat, 1 Januari 2021) hanya meminta satu hal, yaitu oksigen. Sugito menuturkan keluarga Habib Rizieq lalu membawakan tabung oksigen dari kediaman mereka di Petamburan.

''Habib cuma minta satu, oksigen. Akhirnya karena mungkin tidak ada (di Dokkes Polda) atau susah carinya, dari Petamburan kirim oksigen itu, sampai (di Polda Metro Jaya) pukul 22.30 WIB. Yang jelas mereka (Dirtahti) pada ketakutan semua untuk bisa membantu secara cepat menyangkut masalah kesehatan,'' tutur Sugito.

Singkat cerita, kondisi pernapasan Habib Rizieq membaik usai dipasangi oksigen di hidungnya.

Terkait kejadian ini, Sugito meminta kepolisian bergerak cepat ketika ada seorang tahanan mengeluh sakit.

''Akhirnya dengan izin dari Dirtahti dan agak sedikit memaksa, oksigen itu bisa diantar dan dipasang ke hidungnya Habib Rizieq. (Oksigen) masuk pun agak susah dan agak berdebat, akhirnya diizinkan masuk, akhirnya (Habib Rizieq) bisa bernapas secara baik,'' jelas Sugito.

''Tapi intinya begini, saya sudah sampaikan ke Dokkes Polda Mtero Jaya, kalau sudah urusan kesehatan gini, tolong jangan menggunakan prosedur yang menyulitkan, karena ini soal nyawa orang. Dokkesnya sudah setuju bahwa itu memang harus gitu kalau untuk masalah kesehatan. Tapi pihak Tahtinya tuh takut kesalahan, ini yang menyebabkan prosedurial lambat dan kalau saat itu telat, bisa fatal itu,'' sambung Sugito.

Terakhir, Sugito menyebut tabung oksigen kini telah disediakan di dalam sel isolasi Habib Rizieq. Sugito menuturkan dia dan keluarga Habib Rizieq khawatir sakit maag akut itu kambuh.

''Sekarang posisinya Habib sudah ada oksigen, itu standby (dalam sel isolasi), yang dikirim dari Petamburan, karena khawatir dia akan kambuh lagi maag akutnya, mungkin karena faktor di tahanan. Di tahanan dia tidak bisa sosialisasi, berinteraksi dengan siapapun, keluarga juga tidak bisa menjenguk, ya mungkin karena faktor kepikiran makanya asam lambungnya naik,'' tandas Sugito.***