PEKANBARU – Yayasan Arung Lintang Riau atau biasa disebut Al Foundation secara resmi meluncurkan program G-Movement di Taman Budaya Provinsi Riau, Sabtu (30/7/2022).

Peluncuran program yang mengusung nama kegiatan "1st G-LAYAR FILM EXHIBITION - Bersebati dan Berpadu Dalam Penguatan Ekosistem Film Riau" ini berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dalam rangka penguatan ekosistem film di Riau.

GoRiau
Sebagai langkah awal, G-Movement melibatkan sebelas komunitas dalam beberapa rangkaian kegiatan. Bersebati dalam bentuk karya instalasi, pameran foto behind the scene, diskusi sinema dan ditutup pemutaran film komunitas film lokal.

Adrian selaku pendiri Al Foundation sekaligus inisiator program mengatakan bahwa G-Movement merupakan rumah pengembangan dan wadah ekspresi bagi komunitas film.

GoRiau
"Pandemi Covid-19 membuat segala aktivitas film lokal yang sebelumnya produktif berkarya mengalami hiatus sehingga kami melalui G-Move ingin mengambil peran sebagai katalis untuk menyalakan kembali semangat berkesenian sineas lokal baik dalam bidang pengembangan dan pembinaan dalam balutan semangat kolektifitas hingga ke pelosok Riau," ujar Adrian, Sabtu (30/7/2022).

Ia mengatakan G-Movement terbentuk dalam tiga pilar kerja yaitu edukasi dalam G-Edukasi, panggung apresiasi melalui G-Layar, serta diskusi dan seminar melalui G-Wicara.

"Tiga pilar yang dirasa mampu mengkampanyekan film sebagai media dalam penguatan nilai inti budaya Melayu Riau," ucapnya.

GoRiau
Disinggung terkait apa sebenarnya Al Foundation itu sendiri, Adrian menjelaskan bahwa Al Foundation adalah sebuah badan yang coba berkomitmen untuk bergerak di bidang penelitian, pengembangan dan perawatan seni dan tradisi. Fokus Al Foundation adalah ke budaya nilai-nilai Melayu Riau.

"Untuk kegiatan yang untuk berjalan saat ini kita masih menggunakan kegiatan dari program G-Movement ini. Sebuah program kolaborasi antara komunitas, kita melakukan mobil bioskop keliling, makanya kita hadirkan hari ini. Selain program ini kita juga punya program lain seperti Al-Infigurated yang bergerak di bidang penelitian ilmiah," ucapnya.

Al Foundation dikatakan Adrian, tidak hanya fokus di film saja, tapi lebih ke Seni dan tradisi.

"Untuk perfilman di Riau sendiri pasca pandemi memang sangat drop. Padahal sebelum pandemi itu tepatnya di era 2017 - 2019 mereka aktif produksi. Cuma sayangnya mereka pelan-pelan hiatus. G-Movement hadir untuk itu, untuk penguatan kembali ekosistem film di Riau," ungkapnya.

Irvan selaku koordinator program G-Movement menambahkan bahwa acara peluncuran G-Movement untuk memenuhi pilar program, yaitu G-Layar.

"Sebagai komitmen awal, Ga-Movement terus merangkul komunitas dan sineas lokal menjadi agen-agen penguatan hingga ke dua belas Kabupaten/Kota di Riau untuk membentangkan layar, masuk ke sekolah sekolah melakukan coaching clinic film sehingga diharapkan lahir sineas dan komunitas baru yang berkompeten dan berpartisipasi dalam membangkitkan semangat dan kualitas perfilman di Riau," ucapnya.

Dikatakan Irvan, acara peluncuran ini juga dilengkapi oleh kehadiran mobil bioskop keliling (bioling) milik Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Nantinya mobil bioling Ini akan keliling ke seluruh Kabupaten/Kota untuk di Riau membentangkan layar dengan menampilkan karya film lokal yang telah dikurasi.

"Rencana kita dalam setiap bulan kita akan hadir di berbagai Kabupaten/kota yang ada di Riau. Jadi kita akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk membentangkan layar dengan menampilkan karya film lokal untuk ditonton oleh masyarakat," ucapnya.

Dan untuk malam ini juga akan digelar pemutaran film di Taman Budaya Provinsi Riau dengan konsep layar tancap.

"Film yang akan ditayangkan adalah film anak Riau. Ada yang diproduksi di Rengat, Pekanbaru, Kampar. Bahkan ada juga yang produksinya itu kolaborasi antara teman di Riau dengan teman Imigran dari Afganistan. Ada lima film yang diputar malam ini. Salah satunya adalah film yang dibuat oleh pelajar Riau," tukasnya. (rls)