JAYAPURA - Nama Eduard Ivakdalam kembali muncul ke ranah tingkat nasional tatkala ada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Edu sapaan akrabnya pernah merasakan kejayaan sebagai pemain saat bersama Persipura, Persidafon, Persiwa.

Bersama Persipura sejak 1994-2010, Edu menjadi bagian tinta emas Persipura saat menjuarai sepakbola Indonesia pada tahun 2005 dan 2009. dan juara Community Shield 2009.

Terbilang sukses bersama Persipura, Edu pun melanjutkan karirnya bersama Persidafon Dafonsoro dan Persiwa Wamena pada tahun 2010 dan memilih gantung sepatu pada tahun 2016 bersama Persiwa.

Sang maestro juga tercatat pernah membela Timnas Indonesia di ajang SEA Games Jakarta 1997 dengan mempersembahkan medali perak kala itu. Edu juga sempat dinobatkan sebagai pemain paling sportif di kompetisi ISL 2010 dan mendapatkan penghargaan Fair Play Award.

Setelah pensiun sebagai pemain, Edu pun beralih menjadi sebagai pelatih. Ia pun mengambil lisensi pelatih dan mulai membesut klub lokal Papua, Persewar Waropen (liga 3) tahun 2017, kemudian di tahun 2018 giliran Persemi Mimika yang meminang dirinya. Kala itu, Edu sempat mengantarkan Persemi hingga ke babak nasional.

Kemudian di tahun 2019, Edu pun dipercayakan oleh Asprov PSSI Papua untuk menukangi Tim Sepakbola Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Berkat tangan dinginnya, Edu pun mulai mengumpulkan skuat terbaiknya selama 2 tahun 4 bulan dan akhirnya mempersembahkan medali emas bagi Sepakbola Papua di ajang PON XX Papua 2021 usai mengalahkan Aceh di partai final.

Catatan tersebut terbilang prestisius, Edu membuktikan dirinya tak hanya sukses sebagai pemain tapi juga sebagai pelatih. Tentu apa yang sudah dicapai oleh Edu bersama sepakbola PON Papua akan mendongkrak masa depannya. Bahkan, Edu mengaku siap bila ada tim yang siap meminang dirinya.

"Semua saya kembalikan kepada manajer klub, karena mereka bisa melihat apa yang saya kerjakan untuk Sepakbola Papua. Dan semuanya saya kembalikan kepada klub," ungkap Edu saat ditemui di Hotel Mahkota Hamadi, Jayapura, Jumat (15/10).

Ia mengaku siap jika dirinya nanti diminta untuk menukangi sebuah klub Liga 2 bahkan Liga 1. "Jika memang saya dipercayakan, saya siap. Karena pekerjaan ini sudah selesai," ujar Edu seperti dikutip dari laman PB PON XX Papua.

Ia juga menyayangkan, tim (Sepakbola PON Papua) yang ia bentuk selama 2 tahun 4 bulan harus bubar pasca PON. Menurutnya, timnya merupakan satu klub yang benar-benar menggambarkan sepakbola Papua.

"Pengalaman saya selama menjadi pemain saya curahkan semua ke dalam tim ini. Dan ini tim yang sangat luar biasa, memiliki militansi pemenang yang luar biasa. Semua masayarat sudah melihatnya,"ujarnya. ***