JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris ternyata ingin belajar kepada Indonesia bagaimana menangani terorisme. Kedua negara besar itu mengapresasi cara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencegah dan menindak terorisme di Tanah Air.

Demikian diungkap Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Syafi’i saat mengikuti rapat dengar pendapat Komisi III DPR dengan Kepala BNPT Suhardi Alius di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4/2018). Di Amerika dan Inggris hanya ada penindakan dalam memerangi terorisme. Itu tak menyelesaikan akar masalah radikalisme yang memicu terorisme.

"Ketika kita ke Amerika dan Inggris, mereka mengapresasi cara Indonesia menanggulangi terorisme. Mereka ingin belajar ke Indonesia, karena mereka tahunya tembak saja untuk perangi terorisme," imbuh Romo, sapaan akrab Muhammad Syafi’i.

Ia juga mengemukakan bahwa konstruksi RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang kini sedang dibahas DPR memiliki tiga spirit, yaitu penegakan hukum, penghormatan HAM, dan pemberantasan terorisme.

Dengan tiga spirit itu, sambung Romo, konstruksinya melebihi apa yang diharapkan pemerintah. Bila dulu hanya menindak dengan kekerasan senjata, kini lebih humanis dengan melakukan pendekatan kepada para teroris dan keluarganya. Bahkan, korban terorisme bisa dipertemukan dengan para mantan terorisme.

"Kalau dulu melulu soal penindakan, sekarang menjadi pencegahan, penindakan, dan pemulihan korban," kata politisi Gerindra ini.

Romo mengapresiasi semua program dan capaian BNPT. Bahkan, ia sempat mengikuti program BNPT berupa kampanye kontra terorisme ke daerah-daerah untuk melihat dari dekat bagaimana BNPT menanggulangi terorisme sesuai konstruksi yang digariskan dalam RUU yang sedang dibahas.

"Menurut saya apa yang dilakukan BNPT membutuhkan back up pendanaan yang lebih dari apa yang diterima BNPT sekarang. Kita perlu memberikan support kalau BNPT mau berkomunikasi dengan Komisi III untuk anggaran ke depan. Penanganan terorisme sangat penting, karena sudah menjadi perhatian dunia. Apalagi Amerika dan Inggris akan belajar ke Indonesia," tutup Romo.