SELATPANJANG - Dalam rangka untuk mengembangkan destinasi pariwisata dan untuk mempertahankan tradisi budaya Melayu dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah/2019 Masehi. Untuk itu Disparpora Kepulauan Meranti akan menggelar Festival Lampu Colok.

Ini dilakukan mengingat dimana belakangan tradisi lampu colok ini seolah semakin meredup. Festival ini akan dilaksanakan pada 27 Ramadhan tepatnya pada 31 Mei 2019 mendatang.

KepalaDinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizki Hidayat SStp MSi mengatakan kegiatan ini berawal dari permintaan masyarakat agar dilakukan festival guna menghidupkan kembali tradisi ini.

Lebih lanjut dikatakan, sebagai awal permulaan, Festival Lampu Colok ini akan dilaksanakan di Kecamatan Tebingtinggi, dimana setiap desa dan kelurahan hanya bisa mengikutsertakan dua lampu colok saja untuk dipertandingkan.

"Ini awalnya permintaan masyarakat. Karena ini baru pertama kali dilakukan perlombaan, makanya kita membatasi satu kecamatan saja. Kita mau melihat antusias pemuda dalam mengikuti ini, jika ramai maka akan kita laksanakan tingkat kabupaten dengan mengikutsertakan seluruh kecamatan," ungkap Rizki, Minggu (19/5/2019).

Mantan Camat Tebingtinggi itu menjelaskan adapun kriteria penilaian difokuskan kepada keindahan bentuk dan ornamen yang ditampilkan, artistik dan kreatifitas yang bernuansa Islami.

"Kita juga menilai dari sisi bangunan, dimana letaknya tidak mengganggu pengguna jalan, maksimal tinggi itu 3,50 meter. Selain itu keamanan juga diperhatikan, dimana lebar kontruksi gerbang kiri dan kanan berjarak 5 meter yang jelas tidak menggunakan badan jalan," ungkap Rizki.

Untuk pengumuman pemenang Festival Lampu Colok ini akan diumumkan pada 4 Juni 2019 mendatang.

Sementara itu, pemuda Jalan Alah Air menyambut baik dengan dilaksanakan Festival Lampu Colok ini. Menurut mereka tradisi meriah ini yang harus dijaga sampai kapanpun.

"Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga tradisi ini. Ini tradisi yang harus dijaga sampai kapanpun. Dari dulu kita sudah semangat, apalagi dilombakan jadi makin semangat," kata Agus, salah seorang pemuda Alah Air.

Agus, pemuda Desa Akan Air yang memimpin rekan-rekannya mendirikan lampu colok itu mengatakan dirinya dan belasan pemuda bahkan telah bekerja sebelum Ramadhan tiba. 

Dia menambahkan belum ada bantuan dari pemerintah yang mengalir ke pemuda kreatif tersebut. Alhasil, mereka mengandalkan iuran dari masyarakat. Selain itu mereka juga berusaha mencari donatur dari pengusaha secara mandiri.***