SEJAK kecil Celine percaya Yesus adalah utusan Tuhan. Namun, dia tidak setuju Yesus disebut anak Tuhan, apa lagi sebagai Tuhan.

''Sejak kecil saya menemukan banyak hal yang tidak saya setujui. Saya mengaku percaya kepada Yesus, akan tetapi tidak percaya bahwa ia adalah anak Allah, begitu juga ia bukan Allah,'' kata Celine, seperti dikutip dari Republika.co.id yang melansir Muslim Library, Senin (13/7/2020).

Celine berkisah, saat berusia 25 tahun, ia bertemu dan jatuh cinta dengan pemuda asal Irak yang beragama Yahudi. Kekasihnya itu sebelumnya tinggal di Israel selama bertahun-tahun. Kemudian datang ke Kanada pada 1970-an, keduanya bertemu dan saling jatuh cinta.

Lalu, ada perang antara Israel dan Lebanon. Pria tersebut memutuskan untuk kembali dan berperang, padahal keduanya akan menikah. Celine merasa sangat sedih, karena ternyata pria tersebut terbunuh dalam perang.

''Tetapi Allah melindungi hati saya, dan memberi saya hadiah besar. Saya bertemu dengan seorang gadis Muslim Lebanon. Dia tidak terlalu religius tetapi dia bangga menjadi Muslim,'' kata dia.

Keduanya saling berbicara. Celine mengatakan kepada gadis tersebut tentang apa yang terjadi. Gadis tersebut pun menatap Celine dengan air mata berlinang, dan menyatakan dia juga kehilangan saudara lelakinya selama perang yang sama.  

Mereka tidak tahu, apakah saudaranya membunuh kekasih Celine atau sebaliknya, atau mungkin mereka tidak saling membunuh. Kemudian keduanya menjadi teman yang begitu baik dan gadis itu membantu Celine menyembuhkan hatinya yang luka.  

Lalu, pada 1995 ada sebuah kontroversi di Montreal, Kanada, tentang wanita yang mengenakan jilbab. Saat itu Celine bekerja di radio, ia pun memutuskan mendokumentasikannya sendiri. 

''Saya bertemu melalui seorang teman wanita yang sangat baik ini, dia orang Irak, Allah bekerja dengan cara yang tidak biasa, yang berbicara tentang pentingnya mengenakan hijab dan apa artinya baginya. Apa yang mengejutkan saya dengannya adalah komitmennya yang dalam terhadap Tuhan yang dia sebut Allah. Saya terkesan dengan kebenarannya dan kebaikan hatinya,'' ujar Celine.

Teman tersebut menjelaskan kepada Celine apa itu Islam. Dia mengatakan kepada Celine bahwa ''Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah''. Pria dan wanita adalah sama, bahwa semua ras sama di depan Allah, bahwa Yesus adalah seorang Nabi, bukan seorang rabi, bahwa Maryam ibunya merupakan contoh yang bagus.  

''Yang mengejutkan saya, inilah yang saya yakini. Saya mulai berteman dengannya dan dalam waktu satu bulan saya menjadi Muslim seperti dia. Saya membaca syahadat saya dengannya,'' kata dia. 

Tak lama setelah bersyahadat, Celine mengenakan jilbab, dan ia begitu senang. Dia kembali ke universitas dan belajar agama. Bidang yang ia pelajari Islam. Dia ingin meraih gelar doktor dan menjadi ahli dalam bidang hukum untuk wanita dan ahli hadis.

Kemudian Celine menulis buku tentang wanita dan Islam pada abad ke-7 dalam bahasa Inggris. Dia memiliki acara radio yang ia produksi bersama dengan temannya. Mereka berbicara dengan wanita dari seluruh dunia, dan dari berbagai denominasi agama.

Celine mencoba dengan bantuan para guru dan pemimpin agama untuk menjelaskan Islam dan pesan Islam. Dia juga mencoba mendokumentasikan dalam film kehidupan perempuan Muslim dan peran mereka dalam masyarakat.  

''Allah membimbing saya dan memberi saya apa yang saya cari melalui Islam. Karena itu saya mencoba menggunakan pena saya dan gelombang udara untuk memberikan gambaran luas tentang semua aspek Islam dan melihat kesatuan dalam keragaman yaitu Islam,'' ucapnya. 

Adapun nama Muslim Celine yakni Ummu Kultsum seperti putri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Dia mengaku telah diberi ilham dan menjadi seorang mualaf.

''Ini adalah ceritaku. Cinta pertamaku adalah untuk seorang pemuda Yahudi Irak, yang mati secara bodoh dalam perang, hatiku hancur.  Saya ditinggalkan berkeping-keping di Lebanon, namun seorang wanita Muslim Lebanon memulai proses perbaikan,'' kata Celine.

Hatinya telah disembuhkan oleh seorang wanita Muslim Irak, yang memperkenalkan Celine kepada Islam dan mengajaknya untuk menjadi Muslim.

Dari rasa sakit kehilangan, berlanjut pada sukacita menemukan jalan hidup yang membawa dirinya lebih dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

''Semoga Allah membimbing semua orang yang memiliki hati yang hancur. Dan ingat bahwa pesan Islam adalah perdamaian dan harmoni,'' sambung Celine.***