BENGKALIS, GORIAU.COM - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di Dusun Air Raja Bukit Sembilan, Desa Tanjung Leban Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis, Selasa (24/6) sore. Titik api masih belum tertangani karena kesulitan akses menuju ke lokasi kebakaran yang berada di tengah hutan serta jauh dari pemukiman masyarakat.

Informasi yang diperoleh hari ini (25/6/2014) menyebutkan, lahan yang terbakar di Bukit Sembilan milik warga peladang yang diduga akan membuka lahan dengan cara merambah kemudian membakar sampah. Polsek Bukitbatu bersama Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT BBHA/SPM maupun Masyarakat Peduli Api (MPA) di Tanjung Leban mulai bergerak menuju lokasi kebakaran dan membawa alat berat eskavator dan peralatan Damkar.

Kapolsek Bukitbatu, Kompol Sasli Rais embenarkan adanya karhutla di Bukit Sembilan pada titik koordinat N.01.23.41.4 E 101.43.01.6. Untuk langkah penanganan pihaknya bersama RPK PT BBHA/SPM dan MPA hari ini sudah diterjunkan ke lokasi untuk pemadaman api karena lahan yang terbakar betada di tengah hutan jauh dari pemukiman warga sehingga dikhawatirkan api akan terus meluas ke lokasi di sekitarnya.

"Kita sudah mendapat laporan terjadinya karhutla di kawasan Bukit Sembilan, namun sejauh ini belum dapat dipastikan berapa jumlah titik api. Lokasi karhutla sangat jauh dan sulit dijangkau karena ketiadaan akses jalan, sehingga personil yang diperbantukan harus berjalan kaki dari akses jalan terakhir. Selain itu kita juga mengerahkan satu unit eskavator untuk antisipasi meluasnya kebakaran," terang Kapolsek.

Diperkirakan seluruh rombongan pemadaman api baru akan sampai ke lokasi karhutla secepatnya Rabu malam atau Kamis pagi. Sedangkan soal luas lahan yang terbakar ia belum dapat memastikan karena lokasinya yang sulit dijangkau dan dari keterangan luas lahan terbakar belum mencapai 10 hektar. Namun yang dikhawatirkan bukan berapa luas lahan yang terbakar, melainkan api akan menjalar di dalam lahan gambut apabila tidak segera dilakukan penanganan.

Lahan di kawasan Bukit Sembilan merupakan lahan gambut tebal yang sangat rentan karhutla, dimana pemadaman akan sangat sulit bila api sudah meluas dan membakar tidak hanya di atas lahan tapi juga ke dalam lahan gambut. Alat berat yang dikirim akan dimanfaatkan untuk menggali kanal disekitar lokasi kebakaran supaya tidak meluas serta mendapatkan sumber air.(jfk)