PEKANBARU - Perekonomian Provinsi Riau pada Triwulan I 2019 tumbuh sebesar 2,88 persen year on year (yoy), meningkat jika dibandingkan triwulan IV 2018 yang timbuh 1,28 persen (yoy).

Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Riau, Decymus menguraikan, bahwa apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi tanpa migas, pada triwulan I 2019 tercatat 4,38 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 2,74 persen (yoy). Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tumbuh meningkat dari 4,46 persen (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 4,55 persen (yoy) pada triwulan laporan.

"Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi nasional tercatat melambat dari 5,18 persen (yoy) lllllpada triwulan IV 2018 menjadi 5,07 persen (yoy) pada triwulan I 2019," kata Decymus di Aula BI Lantai III, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Rabu (10/7/2019).

Dari sisi penggunaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan I 2019 bersumber dari investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT). Dia mana, meningkatnya pertumbuhan investasi sejalan dengan penyelesaian proyek Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tahun 2018.

"Sementara itu, meningkatnya konsumsi pemerintah dan konsumsi LNPRT didorong oleh meningkatnya intensitas kegiatan menjelang Pemilu 2019," jelasnya.

Sedangkan, peningkatan dari sisi lapangan usaha didorong oleh sektor pertanian, industri pengolahan, dan konstruksi. Meningkatnya permintaan domestik terhadap kertas, percetakan dan makanan minuman mendorong meningkatnya pertumbuhan industri pengolahan yang disertai dengan meningkatnya permintaan bahan baku di tengah perbaikan harga komoditas turut mendorong pertumbuhan sektor pertanian. "Selain itu, carry over penyelesaian infrastruktur utama tahun 2018 juga mendorong kenaikan kinerja sektor konstruksi," imbuhnya.

Memasuki triwulan II 2019, perekonomian Riau diperkirakan tumbuh positif berada pada kisaran 1,95-2,45 persen (yoy), melambat dibandingkan realisasi triwulan I 2019. Perlambatan utamanya bersumber dari konsumsi pemerintah dan investasi. Sedangkan dari sisi lapangan usaha, pertimbangan utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan dan konstruksi serta kontraksi sektor pertambangan.

Meredanya intensitas pengeluaran belanja Pemilu serta menurunnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau mendorong perlambatan konsumsi pemerintah. Sementara itu, telah berlalunya carry over penyelesaian tiga infrastruktur strategis Provinsi Riau yakni Jembatan Siak IV, Flyover SKA dan Arengka, serta banyaknya libur yang menyebabkan berkurangnya intensitas konstruksi menahan pertumbuhan investasi dan kinerja sektor konstruksi.

"Di samping itu, melambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan disebabkan oleh berlalunya aktivitas Pemilu dimana pada triwulan I 2019 permintaan produksi kertas, percetakan, dan makanan minuman meningkat dalam rangka persiapan Pemilu," tandasnya. ***