PEKANBARU - Seekor Beruang Madu (Helarctos Malayanus) terjerat dengan jerat babi di Dusun Kenanga, RT04, Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (12/11/2018) kemarin.

Setelah mendapatkan quick respon Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menerima laporan tersebut, langsung menuju ke lokasi. Beruang tersebut terkena jerat babi yang sengaja dipasang masyarakat Desa Batang Duku di areal kebunnya. Pada umumnya, masyarakat di daerah tersebut suka menjerat babi dan dijual belikan kepada komunitas tertentu disana.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada GoRiau.com melalui Bagian Humas Dian Indriati mengatakan, kepala balai segera memerintahkan tim penyelamatan satwa BBKSDA Riau bergerak menuju lokasi untuk mengamankan satwa tersebut.

"Tim pun berkordinasi dengan pemerintah desa, agar sebelum tim melakukan evakuasi tiba, beruang madu tidak dilukai maupun disakiti. Namun diberikan makan dan minum, serta tetap menjaga jarak dari keramaian untuk menghindari satwa menjadi stres," ujar Dian, Rabu (14/11/2018).

Setibanya tim di lokasi, dikatakan Dian, tim melakukan langkah-langkah tindakan evakuasi. Drh Deni Ramdani dari Yayasan Arshari dengan sigap melakukan pengecekan kesehatan dibantu anggota tim yang lain. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa beruang dalam kondisi sehat dan layak untuk langsung dilepasliarkan.

"Berhubung kondisi saat itu sudah malam, akhirnya tim memutuskan untuk melakukan pelepasliaran keesokan harinya. Tak lupa tim menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat yang hadir untuk tidak memasang jerat babi disekitar kawasan, walaupun di areal perkebunan sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. Tim juga meminta kepada pemerintah setempat untuk ikut mensosialisasikan kepada masyarakat lainnya," kata Dian.

Akhirnya, masih dikatakan Dian, pada tanggal 13 November 2018 pagi, tanpa ada kendala beruang madu dilepasliarkan ke habitatnya disuatu kawasan konservasi yang jauh dari pemukiman penduduk.

"Semoga untuk kedepannya kesadaran melestarikan satwa liar makin tumbuh di masyarakat dan pemasangan jerat babi tidak lagi dilakukan sehingga anak cucu kita masih dapat melihat keanekaragaman satwa di Pulau Sumatera," ungkap Dian menyampaikan sesusai instruksi Kepala BBKSDA Riau.

Pelaksanaan penyelamatan satwa liar ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan BBKSDA Riau dalam rangka tanggap darurat penanggulangan konflik antara manusia dan satwa liar. ***