JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, masih ada sekitar 10 ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri yang belum kembali ke tanah air. Ini memerlukan upaya antisipatif yang baik.

10 ribuan orang itu, kata Sekretaris Utama (Sestama) BNPB, Harmensyah di hadapan Komisi VIII DPR RI, Selasa (12/5/2020), terdiri dari 448 WNI dan 9. 627 ABK WNI. "Ini yang perlu kita antisipasi,".

"Bagaimana kita melakukan Tracing (penelusuran) pada semua pendatang-pendatang yang ada. Jadi, kita via darat, via laut, dan via udara, kita lakukan bagi WNI-WNI yang datang, atau pelajar/Mahasiswa atau jamah-jamah lainnya termasuk jamaah tabligh, itu kita lakukan testing dengan cepat di Bandara," kata dia.

Karenanya, kata Harmensyah, "Kita memang harus membuat bagaimana lab-lab yang mobile kita tempatkan di Bandara-bandara, di pelabuhan-pelabuhan, sehingga ini juga bisa mendukung testing,".

Untuk diketahui, sebelumnya lebih dari 14.000 WNI telah kembali ke tanah air. Rinciannya, 801 WNI dan 13. 943 ABK WNI.

Mengutip evaluasi Penanggulangan Pandemi Covid-19 yang disampaikan BNPB kepada Komisi VIII DPR RI, Selasa itu, BNPB telah mengeluarkan Rp 43.501.725.566 untuk Pemulangan Pengungsi WNI pasca Observasi di Kabupaten Natuna dan Pemulangan WNI ke daerah asal. Nilai ini, juga termasuk untuk operasional penanganan darurat Covid-19 dan Reagen/PCR. Perlu juga diketahui, penggunaan dana ini juga terkait dengan hal-hal yang belum diadakan oleh Kemenkes tapi perlu untuk dilakukan.

Ada juga kucuran dari BNPB untuk ada Mabes TNI sebesar Rp 56.349.340.567 untuk Operasional Penanganan Covid-19 di Kab. Natuna, Wisma Atlet, Pulau Sebaru, dan Pulau Galang. Anggaran ini juga termasuk untuk standby force Natuna.

Sebagai informasi, Sebelumnya dalam tambahan dana siap pakainya, BNPB telah menerima alokasi Rp 3.246.314.726.000. BNPB juga telah menerima dana hibah dan donasi lebih dari Rp 220 miliar. ***