PANGKALAN KERINCI – M Hadi, warga Desa Pangkalan Kerinci Barat, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, sangat bersemangat menghadiri Pelatihan Pengelolaan Sampah yang digelar oleh pihak desa tempat dia bermukim.

Dalam pelatihan ini, ia belajar banyak hal, mulai dari teknik memilah sampah, hingga mengolahnya menjadi barang berdaya guna kembali.

Hadi yakin bahwa peduli terhadap lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, dengan cara tidak sembarangan membuang sampah dan ikut aktif berupaya mengelola sampah yang bisa didaur ulang.

Hadi yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pelalawan, sadar arti penting menjaga lingkungan dan paham tentang keberadaan dan manfaat Program Kampung Iklim (Proklim). Program nasional yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini bertujuan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk menguatkan kemampuan adaptasi demi dampak penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim.

“Saya sangat percaya bahwa partisipasi masyarakat dalam Proklim ini menjadi hal yang utama agar mencapai tujuan. Karena masyarakatlah yang akan berperan aktif, seperti mengurangi, menghemat, dan yang akan mengelolanya (sampah daur ulang, red),” jelasnya.

Namun, saat mengikuti pelatihan yang digelar pemerintah di desanya bersama tim Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pada 23 Januari 2024 kemarin, dia menuturkan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang paham dengan pengelolaan sampah. Terutama dengan konsep 3R, yakni Reuse (Menggunakan kembali), Reduce (Mengurangi), dan Recycle (Mengolah kembali).

“Di antara masyarakat masih banyak yang memiliki keterbatasan pemahaman akan pengelolaan sampah dan masyarakat pun cenderung tidak lazim akan adanya sistem 3R,” ungkapnya.

Selain Hadi, sejumlah warga lainnya tampak antusias mengikuti pelatihan pengolahan sampah. Acara digelar sederhana dengan praktek langsung menggunakan bahan-bahan yang diperoleh dari sampah yang bisa didaur ulang. Dalam pelatihan ini, mereka diberi pemahaman dan praktek langsung tentang konsep 3R.

Mereka bersama-sama belajar bagaimana mengubah sampah-sampah kemasan dan botol plastik menjadi beragam barang bermanfaat, seperti bunga, kotak tissu, kantong belanja, tikar, dan lainnya. Barang-barang itu akan menjadi komoditi bernilai jual saat dipasarkan kembali.

Selain di Desa Pangkalan Kerinci Barat, pelatihan serupa juga digelar CD  RAPP di sejumlah desa lainnya di Pelalawan. Seperti pada 7 Maret 2024 kemarin, pelatihan digelar di Desa Mayang Sari dan Desa Bagan Melibur.

Pelatihan Pengelolaan Sampah di dua desa tersebut digelar oleh tim CD RAPP dan pihak pemerintah desa. Pelatihan dimulai dengan penyampaian target Proklim CD RAPP, lalu diberikan penyampaian terkait pengumpulan sampah, pewadahan sampah, serta pemilahan sampah.

Setelah itu, diberikan juga pemahaman terkait pemanfaatan sampah, serta observasi langsung bagaimana cara yang baik mengelola sampah agar dapat bermanfaat kembali.

Sri Rahayu, Sekretaris Desa Bagan Melibur mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi jalan alternatif baginya dan warga Desa Bagan Melibur untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengelolaan sampah dan manfaat besar yang bisa dirasakan dari mendaur ulang sampah.

“Dengan adanya pelatihan ini saya dan teman-teman menjadi tahu manfaat sampah. Tidak hanya dijadikan sebagai kompos, bisa juga membuat kreatifitas atau kerajinan tangan. Semoga pelatihan seperti ini tetap berlanjut dan ada pendampingan, agar kami pun yang ikut pelatihan ini merasa diperhatikan. Karena saya pikir ini semua bukan kerja satu kelompok atau satu golongan, tapi kerja kita semua,” ungkap Sri Rahayu dengan semangat.

Dia juga yakin, walau tidak mudah, lambat laun, manfaat yang besar akan dirasakan warga desa. Mulai dari lingkungan yang lebih asri hingga manfaat ekonomi yang bisa diambil dari pengolahan sampah.

“Saya rasa jika pelatihan ini diaplikasikan bersama dan mendapat dukungan pihak-pihak terkait, bisa berhasil mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Meskipun tidak mudah, tetapi lambat-laun akan kelihatan hasilnya,” harapnya.

Pelatihan Pengelolaan Sampah yang digelar CD  RAPP adalah salah satu bentuk sinergi Proklim dalam pengurangan emisi GRK. Hal ini sejalan dengan visi keberlanjutan APRIL2030 yang terdiri dari serangkaian target spesifik berbasis ilmu pengetahuan yang terdiri dari empat pilar, yakni iklim positif, lanskap yang berkembang, kemajuan inklusif, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Pada poin Iklim positif, RAPP mengambil tindakan untuk menekan pembuangan GRK dan sekaligus memangkas emisi yang dikeluarkan dari aktivitas sehari-hari. Emisi GRK dapat mempercepat pemanasan global. Perubahan temperatur ini nantinya menyebabkan perubahan iklim.

Pelatihan Pengelolaan Sampah ini digelar di 10 desa pada empat daerah operasional RAPP dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2024, yang diikuti total 177 peserta.

Kegiatan ini dilakukan karena beberapa desa di daerah operasional perusahaan masih ada yang belum memiliki sistem pengumpulan sampah yang efisien dan fasilitas pengelolaan sampah yang tidak memadai, serta masih minimnya pemahaman masyarakat terkait pengelolaan sampah. Akibatnya, sampah yang dihasilkan rumah tangga tidak terkelola dengan baik.

Dengan diadakannya pelatihan pengelolaan sampah ini, CD RAPP berharap dapat mengubah pandangan dan kebiasaan masyarakat terhadap sampah yang dihasilkan sehari-hari dan dapat mengimplementasikan konsep 3R pengelolaan sampah.

CD Head RAPP F Leohansen Simatupang mengungkap bahwa tujuan Pelatihan Pengelolaan Sampah adalah untuk mengedukasi masyarakat di daerah operasional perusahaan agar dapat mengelola sampah dengan efektif, serta sebagai salah satu kegiatan yang mendukung mitigasi Proklim.

“Sampah merupakan salah satu sektor yang memberi kontribusi dalam peningkatan emisi GRK. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan gerakan pengelolaan sampah yang mengedepankan pengurangan sampah semaksimal mungkin melalui promosi ‘Reduce, Reuse, Recycle’ dan pemanfaatan sampah menjadi bahan energi dan lainnya,” jelasnya, Selasa (19/3/2024).

Katanya lagi, pelatihan pengelolaan sampah dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara mengelola sampah yang baik melalui pengenalan teknik-teknik pengurangan sampah padat dan cair serta bagaimana cara untuk memanfaatkan sampah menjadi barang yang berguna.

“Pengelolaan sampah yang merupakan salah satu komponen mitigasi penting dalam Proklim perlu didorong untuk terus diperkuat pelaksanaannya dengan melibatkan peran serta aktif seluruh pihak. Kegiatan pelatihan pengelolaan sampah ini merupakan salah satu bagian dalam kegiatan Proklim yang dilaksanakan RAPP sebagai wujud kepedulian dalam memberdayakan masyarakat di sekitar operasional,” tutupnya. ***