SELATPANJANG - Masyarakat di Sedulur, Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti, Riau sempat dihebohkan dengan penemuan mayat laki-laki yang tergeletak di hutan mangrove, pada Ahad (18/10/2020).

Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta observasi di RSUD Meranti, pihak Keluarga Ikhlas atas Kematian Irazi (33). Kejadian yang menimpa warga jalan Rintis, Gang Pinang, Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebingtinggi sempat menjadi heboh, bahkan pria yang bekerja di galangan kapal ini sempat mengantarkan Ikan ke rumah orang tuanya.

Sebagaimana dijelaskan Kapolres Meranti AKBP Eko Wimpiyanto SIK, mengatakan kalau jenazah tersebut sudah diserahkan kepada pihak Keluarga dan pihak keluarga ikhlas atas musibah tersebut.

"Pihak keluarga ikhlas atas musibah ini, dan mayat tersebut dijumpai sekira pukul 12.30 WIB di jalan Sedulur, RT003/RW001, Dusun Bandar Suir, Desa Banglas Barat," ujarnya Senin (19/10/2020). 

Penemuan mayat tersebut diakui Kapolres disaksikan oleh M Nur (60) bapak kandung korban jalan Pengaram RT002/RW002 jalan Rintis, Gang Pinang, dan M Effendi (34) warga jalan Mahmud, RT01/RW01 Dusun Rintis, Desa Banglas Barat.

Diterangkan Kapolres pada Ahad 18 Oktober 2020 sekira pukul 12.30 WIB, Kapolsek Tebingtinggi Iptu Aguslan mendatangi TKP penemuan mayat di pelabuhan Sedulur. Selanjutnya,  Kapolsek dan personel Polsek Tebingtinggi di bantu personel Sat Reskrim Polres Kepulauan Meranti mendatangi TKP dan ditemukan mayat seorang laki-laki yang dalam keadaan tergeletak di bibir pantai tepi laut tepatnya di bawah pohon bakau.

"Di lokasi Tim Identifikasi melakukan pengambilan sidik jari dan membawa mayat ke RSUD Meranti guna dilakukan pemeriksaan luar terhadap mayat," jelasnya.

Dibeberkan Kapolres, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak saksi dan keluarga yang mana pada Hari Minggu tanggal 18 Oktober 2020 sekira pukul 11.00 WIB, korban masih mengantarkan ikan untuk di masak oleh orang tuanya di rumah.

Selain itu, korban tinggal di sekitar TKP dan bekerja di galangan Kapal tersebut dan korban hobi memancing di pelabuhan Sedulur.

"Korban tidak ada memiliki permasalahan dengan masyarakat sekitarnya dan pada saat korban mengantarkan ikan ke rumah orang tuanya korban mengalami sakit kepala," jelasnya.

Sementara itu, dari pengakuan Effendi selaku penemu mayat pertama, kalau dirinya menemukan mayat tersebut dalam keadaan tergeletak di bibir pantai laut tepatnya di bawah pohon bakau dan sudah tidak bernyawa.

"Berdasarkan pemeriksaan observasi dari pihak RSUD dalam hal ini dilakukan oleh dr. Lidia Wati dan tim tidak ditemukan adanya indikasi tanda kekerasan berupa luka lebam, luka robek disekujur tubuh korban," pungkasnya.***