SELATPANJANG - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, Riau telah melakukan pengujian terhadap makanan berbuka atau yang biasa disebut Takjil di sepanjang jalan Ahmad Yani, Selatpanjang, Kepulauan Meranti baru-baru ini.

Dalam melakukan pemeriksaan Takjil Ramadan 2021, BBPOM Pekanbaru juga berkoordinasi dan didampingi pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi dan UKM Kepulauan Meranti.

Sub Koordinator, Sub Kelompok Substansi Sertifikasi BBPOM Pekanbaru, Yustinawati mengungkapkan, selain melakukan pengujian terhadap pangan dan Takjil di beberapa tempat, juga dilakukan pengawasan sarana distribusi terkait bahan pangan olahannya.

Dijelaskannya, dari sejumlah sampel makanan dan minuman yang diambil untuk diuji tersebut mereka menguji 4 bahan berbahaya diantaranya Rhodamin B, Metanil Yellow (pewarna), Formalin dan Boraks.

Selama inspeksi mereka mengambil sebanyak 20 sampel makanan untuk diuji, dimana dari keseluruhan sampel tersebut hanya saja mereka tidak menemukan zat berbahaya pada sampel-sampel tersebut.

"Alhamdulilah dari 20 sampel yang sudah kita uji semuanya negatif dari bahan berbahaya," ungkap Yustinawati.

Jenis makanan dan minuman yang diambil sampel untuk uji saat itu terdiri dari berbagai jenis, dan diutamakan merupakan makanan yang sering dibeli atau dikonsumsi masyarakat.

"Ada 20 sampel jajanan Takjil yang kita beli dari pedagang sebagian besar seperti mie goreng, gorengan tahu isi, kerupuk dan minuman yang berwarna merah.

Lalu akan uji sampel untuk mengetahui kandungan pada bahan makanan tersebut," ucapnya.

Selain melakukan pemeriksaan Tim BPOM juga mengimbau masyarakat untuk waspada saat membeli bahan makanan.

Pihak BPOM juga membagikan brosur dan edukasi pemahaman terkait bahan berbahaya di gunakan di makanan dan minuman.

"Jadi kita dari tim Balai POM Pekanbaru juga tim gabungan ada dari tim inspeksi untuk pemeriksaan ke sarananya ada dari pengujian untuk uji sampel dan daei kelompok Infokom yang memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat," tuturnya.

Sementara itu pihak Dinkes Kepulauan Meranti yang diwakili Kasi Kesling, Siti Rukijah mengatakan akan menulusuri sumber bahan makanan apabila ada ditemukan selama pengujian.

"Kalau memang ada temuan mungkin kita beri peringatan dulu dan memberhentikan produksi. Kalau tidak ada ini (pedagang) bisa tetap lanjut" pungkasnya.

Dia mengatakan untuk makanan yang dijual pedagang memang sudah diolah dan berasal dari berbagai bahan makanan sehingga apabila ada zat berbahaya maka pihaknya harus melakukan identifikasi secara pasti untuk menemukan sumber.

"Karena sudah diolah jadi mungkin itu berasal dari bumbunya, atau dari minyaknya, jadi kita tidak pastikan dari produknya saja," ujarnya.

Ia juga menegaskan kepada masyarakat khususnya pedagang agar bijak dalam memilih bahan makanan dan tidak menggunakan bahan berbahaya.

"Apalagi tadi juga sudah diedukasi untuk penggunaan makanan, jadi kita berharap pedagang juga tidak menggunakan bahan berbahaya yang dapat berdampak bagi konsumen," pungkasnya.***