PEKANBARU - Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru, Roni Pasla memastikan pihaknya akan segera memanggil Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) terkait keluhan masyarakat soal sampah yang menumpuk.

Sebagai informasi, sejumlah titik di Kota Pekanbaru dipenuhi oleh tumpukan sampah karena tidak ada distribusi angkutan sampah dari kota ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh dua kontraktor, yakni PT Samhana Indah dan PT Godang Tua.

Menurut Roni, Pemko Pekanbaru sudah lalai dalam hal menjaga kebersihan Kota Pekanbaru, pasalnya Pemko seharusnya sudah menyiapkan kontrak baru untuk penanganan sampah di Pekanbaru pada tahun 2021 ini.

Karena, kontrak kerja dua PT tersebut sudah habis per-tanggal 31 Desember 2020 silam. Kalaupun tidak ada kontraktor baru, Pemko seharusnya bisa melakukan addendum enjelang kontraktor baru ditunjuk.

"Ini sudah hari ke berapa, bayangkan saja produksi sampai di Pekanbaru setiap harinya berapa, kalau ini dibiarkan maka berapa ratus ton sampah di Pekanbaru yang berserakan. Kalau kita di DPRD hanya menganggarkan dan mengawasi saja, mereka (Pemko) yang melakukan eksekusi," katanya kepada GoRiau.com, Minggu (3/1/2021).

Dikatakan Roni, berdasarkan laporan yang ia terima dari masyarakat, penumpukan sampah sudah terjadi sejak tanggal 1 Januari 2021 seiring dengan habisnya kontrak kerja dua kontraktor tersebut dengan Pemko Pekanbaru.

Sebab, permasalahan sampah sangat erat kaitannya dengan kenyamanan hidup warga Pekanbaru. Makanya, jika perusahaan rasanya tidak mampu bekerja dengan baik, maka dia merekomendasikan untuk diberikan penalti.

"Artinya tidak ada konsistensi dan menyalahi kontrak. Tapi yang kita dengar dari segelintir orang, pendanaan karyawannya belum dibayar, termasuk yang demo kemarin," ujar Politisi PAN ini.

Di APBD Perubahan 2020, lanjut Roni, pihaknya sudah menganggarkan pembayaran utang kepada dua kontraktor selama tiga tahun, yakni dua tahun pertama kegiatan ini berjalan dan di kegiatan tahun 2020.

"Tapi kita tidak tahu apakah memang sudah dibayar atau tidak, kalau belum dibayar apa masalahnya," terangnya.***