SIAK HULU - Banjir yang melanda Kabupaten Kampar, Riau menyebabkan kerugian materi yang tak ternilai. Yang paling terdampak adalah masyarakat kecil yang menggantungkan nasib dari usaha dengan memanfaatkan air sungai Kampar, seperti usaha keramba.

Di Siak Hulu, sedikitnya ada 15 keramba warga yang hanyut, namun 13 diantaranya bisa diselamatkan warga secara bersama-sama, sedangkan 12 keramba hanyut dibawa arus.

Hingga Jumat (10/3/2017), air mulai surut setinggi 50 cm, namun derasnya air tetap menyebabkan kerugian warga. Bhabinkamtibmas Siak Hulu Brigadir David Gusmanto dalam laporannya kepada Kapolres Kampar mengungkapkan, warga berupaya menyelamatkan keramba yang terbawa arus dengan cara ditarik. ''Setelah didata jumlah keramba warga yang hanyut 15 dan yang bisa diselamatkan dengan cara ditarik warga 13 keramba, yang hilang 2 keramba,'' terangnya.

Dari kegiatan patroli dan cek debit air Sungai Kampar, banjir masih melanda sejumlah desa di Kecamatan Siak Hulu diantaranya Desa Teratakbuluh. ''Namun masih ada air yang mengenangi pekarangan rumah warga dan fasilitas umum seperti Pasar Bawah Teratakbuluh yangsurut namun belum semuanya,'' ucapnya.

David mengaku telah menyampaikan pemberitahuan kepada warga agar waspada saat air Sungai Kampar surut karena bisa menyebabkan keramba terdampar.

Dari informasi dan pantauan GoRiau.com, pihak PLTA Koto Panjang masih melakukan pembuangan air. Permukaan air Sungai Kampar tampak masih tinggi dan belum normal. Air juga tampak keruh. Cuaca di daerah waduk dan daerah hulu PLTA Koto Panjang terlihat mendung sepanjang Jumat (10/3/2017) sehingga berpotensi hujan dan meningkatnya debit air di Waduk PLTA Koto Panjang.

Kapolres Kampar AKBP Edy Sumardi Priadinata sebelumnya mengingatkan masyarakat harus waspada baik terhadap naiknya arus air Sungai Kampar maupun jika air surut. Edy juga mengingatkan masyarakat yang berada di bibir sungai dan masyarakat yang beraktifitas di dalam sungai agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. ***