PEKANBARU - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau akan segera memanggil para asisten pelatih dari Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Riau.

Pemanggilan terhadap enam asisten pelatih dayung Riau ini bertujuan untuk membahas berbagai program latihan para atlet dayung Riau kedepan, khususnya program latihan untuk persiapan menghadapi Porwil 2019 dan PON 2020.

Hal itu dikatakan Ketua KONI Riau, Emrizal Pakis saat berbincang dengan GoRiau.com, Jumat (16/11/2018) petang di Kantor KONI Riau, Jalan Gajahmada, Pekanbaru. "Segera akan kita panggil enam asisten pelatih dayung ini," ucapnya.

Pemanggilan terhadap enam asisten pelatih dayung Riau ini merupakan upaya dari KONI Riau sebagai induk olahraga Riau agar prestasi para dayung sebagai cabang olahraga (cabor) andalan tidak menurun disaat kualitas atlet terus meningkat.

Sejak Kamis (15/11/2018) kemarin, cabor andalan Riau ini mendadak jadi perbincangan hangat, baik bagi masyarakat umum maupun insan olahraga di Bumi Lancang Kuning.

Ini terkait dengan kabar pelatih kepala dayung Riau berinisial MY yang ditangkap Satreskrim Polresta Pekanbaru karena diduga sebagai pelaku pelecehan seksual terhadap dua anak di bawah umur berusia 12 tahun dan 15 tahun.

Kabar ini pun sangat disayangkan dan membuat prihatin berbagai pihak, termasuk KONI Riau. Sebab, prestasi para atlet dayung Riau selama ini tidak terlepas dari peran pria berusia 48 tahun itu.

Untuk menyikapi kasus ini agar tidak berdampak pada program pembinaan atlet dayung Riau, KONI Riau pun akan melakukan koordinasi dengan Pengprov PODSI Riau.

"Kita akan terus lakukan koordinasi dan berharap kasus ini tidak sampai mengganggu program latihan atlet. Karena, cabor dayung masih menjadi andalan Riau di PON 2020 mendatang," tutup Emrizal. ***